Aksi Demo Warga Papua Selatan Tuntut Peningkatan Kuota ASN untuk Orang Asli Papua
Aksi demo kembali digelar oleh warga yang mengatasnamakan diri Solidaritas Pemuda dan Masyarakat Pencari Kerja Papua Selatan. Kali ini, aksi dilakukan di Kantor Gubernur Papua Selatan yang berada di Jalan Trikora Merauke, pada Senin (21/7). Aksi ini dimulai dari Lingkaran Brawijaya atau Libra Merauke, lalu diikuti dengan long march menuju kantor gubernur dengan pengawalan dari Satuan Lalu Lintas Polres Merauke.
Ini bukan kali pertama kelompok masyarakat tersebut melakukan aksi demo. Namun, tuntutan yang diajukan dalam aksi kali ini berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya, aksi terkait dengan adanya sejumlah marga non OAP di kuota orang asli Papua. Namun, kali ini mereka menyampaikan tiga tuntutan utama.
Tuntutan Utama dalam Aksi Demo
Pertama, para peserta demo menuntut optimalisasi kuota 203 bagi pencari kerja orang asli Papua. Diketahui, dalam formasi 2024, Papua Selatan diberikan 1.000 kuota ASN. Dari jumlah tersebut, 80 persen atau sebanyak 800 kuota dialokasikan untuk orang asli Papua, sedangkan 20 persen atau 200 kuota untuk non OAP. Namun, selama pendaftaran, ternyata ada 203 jabatan yang tidak memiliki pendaftar, sehingga kosong hingga pengumuman. Hanya 597 orang asli Papua yang berhasil terisi.
Tuntutan kedua adalah belanja NIP bagi orang asli Papua. Sementara tuntutan ketiga adalah segera menambah kuota bagi pencaker orang asli Papua.
Dinosius Yodi, sebagai koordinator lapangan, menjelaskan bahwa aksi demo ini dilakukan agar bisa bertemu langsung dengan gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo. Ia menyampaikan bahwa beberapa hari sebelumnya, gubernur menyampaikan rencana akan menambah kuota untuk orang asli Papua. Oleh karena itu, para pendemo datang untuk meminta kejelasan dan harapan dari pemerintah.
“Kami mohon agar tuntutan kami diterima dan memberikan harapan kepada kami,” ujar Dinosius Yodi.
Gubernur Tidak Hadir Saat Aksi Demo
Sayangnya, saat para pendemo tiba sekitar pukul 12.00 WIT, gubernur Papua Selatan tidak berada di tempat. Ia sedang menghadiri acara launching koperasi desa secara serentak di seluruh Indonesia. Acara ini diadakan di Distrik Kurik Merauke, khusus untuk Kabupaten Merauke dan Papua Selatan.
Dalam aksi demo tersebut, Dinosius Yodi juga memberikan klarifikasi terkait tudingan bahwa aksi demo yang mereka lakukan didukung oleh pejabat lain. Ia menegaskan bahwa mereka berasal dari Solidaritas Mappi, Asmat, Boven Digoel, dan suku-suku yang ada di Merauke. Mereka melakukan aksi sendiri dengan semangat dan motivasi mereka sendiri.
Peran Masyarakat dalam Menuntut Hak
Aksi demo ini menunjukkan bahwa masyarakat Papua Selatan masih aktif dalam menyuarakan aspirasi mereka. Terlebih, mereka merasa bahwa hak-hak mereka belum sepenuhnya diakui, khususnya dalam hal kuota ASN dan kesempatan kerja. Dengan tuntutan-tuntutan yang disampaikan, mereka berharap pemerintah dapat lebih responsif terhadap isu-isu yang berkembang di wilayah mereka.
Selain itu, aksi ini juga menjadi bentuk peringatan bagi pemerintah bahwa masyarakat tidak hanya sekadar menyampaikan keluhan, tetapi juga siap bertindak jika tidak ada kebijakan yang pro-terhadap kepentingan rakyat. Dengan demikian, penting bagi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan aspirasi masyarakat, terutama yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja.