PARLEMENTARIA.ID – Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Verrel Bramasta menjadi perhatian masyarakat setelah mengenakan rompi taktis saat memeriksa lokasi bencana alam di Padang, Sumatera Barat. Verrel menyatakan bahwa pakaian yang dipakainya bukanlah rompi anti peluru.
“Jas ini bukan jas anti peluru, tetapi vest taktis yang biasa digunakan dalam kegiatan lapangan. Ini adalah hadiah dari rekan AL kepada saya. Umumnya digunakan untuk inspeksi lapangan,” ujar Verrel saat di konfirmasi oleh wartawan, dilaporkan Jumat (5/12).
Ia menegaskan bahwa rompi taktis ini tidak memiliki pelindung peluru dan berfungsi sebagai alat untuk membawa perlengkapan yang dibutuhkan. Fungsi tersebut dimanfaatkan oleh tokoh artis ini untuk membawa peralatannya.
“Pada saat itu saya membawa perlengkapan seperti air minum, uang tunai untuk dibagikan, dan berikutnya,” katanya.
Verrel juga menjelaskan alasan mengenakan jaket ini, salah satunya yaitu memiliki keunggulan dengan sistem saku modular (MOLLE) yang memudahkan membawa berbagai barang sekaligus tanpa mengganggu pergerakan.
“Saat tiba di area bencana, keadaan sangat berubah-ubah, sehingga karena tingginya pergerakan, penting untuk membawa perlengkapan yang sederhana agar dapat segera memberikan bantuan kepada masyarakat dan tim di lapangan. Jadi, informasi yang disebarkan tentang adanya perlengkapan anti peluru atau pelampung adalah kesalahan besar,” katanya.
Dalam pembaruan terkini, tercatat 836 korban jiwa akibat bencana alam yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Data terbaru ini diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (5/12). Selain itu, sebanyak 509 orang dilaporkan hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa operasi pencarian yang dilaksanakan pada Kamis (4/12) menemukan banyak korban jiwa di kawasan Aceh. Berdasarkan data, penambahan jumlah korban di Aceh tergolong besar.
Selama operasi pencarian dan pertolongan yang berlangsung sejak pagi hingga sore kemarin, setidaknya 48 korban jiwa berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan. Dengan penambahan jumlah korban tersebut, data saat ini menunjukkan bahwa korban yang meninggal paling banyak berasal dari Aceh.
“Jumlah korban jiwa meninggal bertambah menjadi 836 orang. Penambahan terbesar atau operasi pencarian yang paling banyak menemukan jasad korban di Provinsi Aceh sebanyak 48 korban. Sehingga total korban meninggal di Provinsi Aceh mencapai 325 orang,” ujarnya. ***







