PARLEMENTARIA.ID – Program KJP Plus (Kartu Jakarta Pintar Plus) merupakan salah satu inisiatif pemerintah DKI Jakarta yang bertujuan untuk memberikan bantuan sosial berupa gizi layak kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program ini tidak hanya menjadi jembatan antara mimpi dan kesempatan belajar, tetapi juga menjadi simbol kehadiran negara di tengah kehidupan sehari-hari rakyat kecil.
Tujuan dan Mekanisme KJP Plus
Tujuan utama dari KJP Plus adalah memastikan bahwa anak-anak dari keluarga miskin dapat menikmati gizi yang cukup untuk mendukung proses belajar mereka. Dana yang dialokasikan setiap tahun mencapai empat hingga lima triliun rupiah, yang dikelola oleh Bank DKI bersama beberapa BUMD seperti Pasar Jaya, Darma Jaya, Food Station, serta Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, dan Dinas Ketahanan Pangan. Selain itu, jaringan RT-RW juga turut berperan dalam distribusi bantuan ini.
Bantuan yang diberikan meliputi beras 10 kilogram, ikan kembung, ayam, daging sapi, telur, dan susu. Semua barang tersebut disalurkan melalui PD. Pasar Jaya dan tiga ratusan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Proses pengajuan dilakukan melalui jalur RT, RW, sekolah, dan kelurahan agar lebih adil dan tepat sasaran.
Pengalaman dan Refleksi
Selama empat tahun berkhidmat di balik program ini, saya menyaksikan bagaimana KJP Plus menjadi harapan bagi banyak keluarga. Ada rasa hangat ketika melihat wajah-wajah anak-anak dari keluarga ojol, buruh, dan pedagang kecil yang pulang membawa bahan makanan dengan senyum bahagia. Program ini bukan sekadar bantuan sosial, tetapi juga bentuk keadilan dan martabat bagi rakyat.
Beberapa waktu lalu, saya menemukan kisah tentang Rifki, seorang anak ojol yang berhasil meraih beasiswa ke Kanada. Ini adalah bukti nyata bahwa KJP Plus bisa menjadi awal dari perjalanan sukses anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Peran Keluarga dan Komunitas
Saya sempat menghubungi ayah Rifki, Pak Sulaeman, seorang pengemudi ojek online. Ia menceritakan bagaimana ia dan keluarganya berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun memiliki keterbatasan, mereka tetap percaya bahwa pemerintah masih peduli. Dalam percakapan kami, ia mengungkapkan rasa syukur atas bantuan KJP Plus yang membantu keluarganya.
Keluarga Rifki juga memiliki anggota lain yang menerima manfaat KJP Plus. Kakak Rifki, misalnya, kini kuliah di Universitas Indonesia dengan beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Ini menunjukkan bahwa KJP Plus tidak hanya membantu secara ekonomi, tetapi juga memberikan peluang pendidikan yang lebih luas.
Tantangan dan Kepatuhan
Di balik keberhasilan program, terdapat tantangan dan godaan yang selalu datang. Ada yang mencoba menyusupkan kepentingan pribadi, atau menawarkan “persentase” dari anggaran. Namun, saya bersyukur karena Allah menjaga langkah saya. Saya tidak ingin sedikit pun dari hak rakyat tercemar. Empat tahun diuji, dan empat tahun pula saya berusaha lulus dari godaan itu.
Pengabdian dan Keikhlasan
Saat ini, saya sedang menghadapi fitnah dan tuduhan korupsi meski tidak pernah menerima satu rupiah pun dari dana KJP Plus. Namun, saya tidak marah. Saya hanya merenung, mungkin inilah jalan yang Allah pilih untuk menguji keteguhan hati saya. Saya percaya bahwa pengabdian tak pernah sia-sia, meski manusia belum sempat memahaminya.
Ketika pintu-pintu dunia menutup, justru pintu langit terasa lebih dekat. Saya berdoa dengan penuh keyakinan, “Ya Allah, Engkau Maha Tahu. Jika amal pengabdianku selama ini Engkau terima, jadikanlah ia wasilah pembebasan dan pemulihan nama baikku.”
Negara yang kuat bukan hanya dibangun oleh gedung dan teknologi, tapi oleh hati-hati jujur yang menolak korupsi meski punya kesempatan. Dan kemuliaan sejati bukan pada jabatan, tapi pada keikhlasan menjaga amanah meski tak disorot siapa pun. Kisah Rifki dan keluarganya telah meneguhkan keyakinanku bahwa integritas adalah jalan panjang, kadang berliku, kadang sepi. Tapi di ujungnya selalu ada cahaya. ***
