Untuk Pelayanan Publik, Bus Trans Jateng Bukan untuk Bisnis

DAERAH26 Dilihat

PARLEMENTARIA.ID – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan Bus Trans Jatengyang diatur oleh pemerintahnya bukan untuk tujuan bisnis, meskipun rencananya akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).

“Napas dari transportasi umum tidak boleh berupa bisnis, karena itu adalah pelayanan. Coba pertimbangkan kembali nanti. Prinsipnya saya setuju (Trans Jateng dikelola secara BLUD,” ujar Luthfi saat menerima jajaran Dinas Perhubungan Jateng di kantornya pada Jumat, 21 November 2025.

Mengikuti petunjuk tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah Arif Djatmiko menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan pengelolaan Trans Jateng di wilayahnya.

Karena, perkembangan Trans Jateng dari tahun 2017 hingga 2025 menunjukkan arah yang positif.

“Di tahun lalu (2024) saja telah tercatat 9,5 juta penumpang. Artinya jumlah masyarakat Jawa Tengah yang mendapatkan pelayanan semakin meningkat,” katanya.

Rencananya, lanjut Arif, Bus Trans Jateng akan diintegrasikan dengan jenis transportasi lain. Rencana tersebut mencakup penggabungan dengan angkutan subregional, angkutan kota, serta angkutan pedesaan.

“Maka, bukan menambah armada Trans Jateng, tetapi bekerja sama dengan layanan yang sudah ada milik kabupaten/kota dan desa agar terhubung dalam satu sistem,” katanya.

Arif berharap, pada tahun 2027, pengintegrasian layanan transportasi mampu mencakup seluruh tingkatan, mulai dari subregional hingga tingkat desa. Dengan pendekatan ini, jumlah penduduk yang mendapatkan layanan diperkirakan akan meningkat secara signifikan.

“Subregionnya jalan, kotanya terhubung, kabupatennya terintegrasi, dan desa-desa mereka juga tersambung,” katanya.

Sejak diperkenalkan pada tahun 2017, Trans Jateng kini mengelola 7 koridor dengan 115 bus yang melayani 40% kabupaten/kota di Jawa Tengah. Koridor-koridor tersebut meliputi Semarang–Bawen, Purwokerto–Purbalingga, Semarang–Kendal, Solo–Sragen, Magelang–Purworejo, Semarang–Grobogan, serta Sukorejo–Surakarta–Wonogiri.

Selanjutnya, Target 2030 adalah 12 Koridor yang mencakup 62,86% Wilayah Jateng. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *