Transpuan di Malaka: Pelatihan Menenun Dorong Perhatian DPRD NTT

 

PARLEMENTARIA.ID, KUPANG –Beberapa perempuan di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengikuti pelatihan dalam bidang menenun.

Ketua Komunitas Fitun Malaka, Neny menyampaikan bahwa pelatihan yang berlangsung pada 2-3 Agustus 2025 di Hotel Cinta Damai didukung oleh pihak ketiga dari luar negeri.

“Sebelumnya, kami transpuan Fitun Malaka bergerak dalam usaha tata rias dan kecantikan rambut. Namun, kami juga mendapatkan akses luar yang membantu memfasilitasi kami dalam bidang usaha lain seperti pelatihan tenun ikat,” katanya, Minggu (3/8/2025).

Pelatihan ini, menurut Neny, dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap perkembangan usaha transpuan Fitun Malaka. Terutama bagi transpuan yang belum memiliki usaha sendiri atau dalam kelompok.

Neny berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap transpuan. Karena hal ini dapat membantu menurunkan angka pengangguran yang masih menjadi isu penting di provinsi ini.

“Semoga di masa depan kami mendapatkan perhatian dari Pemda baik Provinsi maupun Daerah. Secara tidak langsung, komunitas kami juga turut mengatasi pengangguran,” ujar Neny.

Ia menyampaikan, masih banyak transpuan yang berhenti sekolah dan tidak memiliki pekerjaan. Melalui Komunitas Fitun Malaka, pihaknya memberikan bantuan agar semua transpuan dapat bekerja, yang dimulai dengan pelatihan.

“Kami mengpekerjakan mereka dalam usaha teman-teman yang memiliki usaha dan melatih mereka agar bisa memahami serta mendapatkan upah yang layak,” ujar Neny.

Neny mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung transgender dalam waktu ini. Salah satunya, anggota DPRD NTT Agustinus Nahak.

“Dengan perhatian dan dukungan yang tulus, ia secara langsung mengawasi dan memantau kegiatan pelatihan kami,” ujar Neny.

Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT Agustinus Nahak mengajak pemerintah memberikan perhatian terhadap komunitas transpuan.

Agustinus mengakui, ia sering terlibat dalam berbagai kelompok transgender di Kabupaten Malaka sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat.

“Kita melihat mereka ini seperti tidak dianggap. Saya sudah lama bersama mereka. Mereka menyelenggarakan turnamen Voli dan saya terlibat. Itu satu orang NTT yang datang,” kata seorang politikus Golkar.

Transpuan di Malaka

Agustinus menyebut bahwa transpuan memiliki berbagai kemampuan. Namun, kendala terletak pada modal dan penguatan keterampilan yang masih kurang. Agus rencananya akan memberikan pelatihan tambahan bagi transpuan, khususnya dalam bidang barista.

Ia memberikan contoh, keahlian para transpuan yang ia peroleh seperti dalam hal make-up hingga memasak. Potensi ini seharusnya dapat dimanfaatkan saat ada acara pemerintah atau pihak lainnya.

“Mereka mengalami kesulitan dalam hal modal. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada mereka. Perlu adanya perhatian, tetapi kita sesuaikan dengan kemampuan mereka. Saya berharap mereka tidak diabaikan,” ujarnya. ***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *