PARALEMENTARIA.ID – Kondisi sidang paripurna DPRD Sumut, Kamis (27/11/2025) berbeda dari biasanya. Saat agenda pembahasan Ranperda tentang Perubahan Penyertaan Modal Pemprov Sumut ke PT Bank Sumut sedang berlangsung, peserta sidang justru merasa tidak nyaman karena atap gedung dewan bocor.
Beberapa ember terlihat ditempatkan di lantai ruang sidang untuk menampung air yang bocor dari atap bangunan gedung yang megah milik wakil rakyat.
Kondisi tersebut semakin terlihat jelas karena sidang paripurna hanya dihadiri oleh sejumlah kecil anggota dewan. Meskipun demikian, Ketua DPRD Sumut Erni Aryanti Sitorus tetap melanjutkan jalannya sidang bersama Wakil Ketua Dewan Ricky Anthony, mengingat pentingnya diskusi mengenai penyertaan modal tersebut.
Di koridor ruang rapat, terdapat beberapa ember yang ditempatkan untuk menampung air yang terus mengalir. Beberapa kursi dan meja di area tertentu tampak basah, sehingga mikrofon di meja anggota legislatif dibungkus plastik agar tidak terkena tetesan air.
Keadaan ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi anggota dewan yang hanya hadir beberapa orang. Terlebih lagi, ruangan tersebut seharusnya menjadi lambang kehormatan lembaga legislatif daerah.
Anggota DPRD Sumut, Viktor Silaen SE MM, saat diwawancarai oleh jurnalis, menyampaikan rasa prihatinnya dan berharap Sekretariat DPRD Sumut segera melakukan perbaikan. Pasalnya, kondisi demikian tidak layak terjadi di ruang sidang utama yang sering menjadi tempat pembahasan keputusan penting bagi masyarakat Sumut.
“Bagaimana ruang paripurna bisa bocor dan dibuat penampung air ember, serta mikrofon yang ada di meja anggota dewan juga harus dibungkus dengan plastik agar tidak terkena percikan air,” kata Viktor sambil menilai kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi merusak peralatan elektronik.
Viktor menegaskan, kejadian semacam ini bisa merusak reputasi lembaga DPRD Sumut di mata masyarakat yang seharusnya menjadi wajah profesionalisme dan kesiapan dalam menjalankan tugas pengawasan, legislasi serta penganggaran. Bangunan yang bocor justru menciptakan kesan ketidakterlibatan dalam perawatan fasilitas internal lembaga tersebut.
Selanjutnya, Viktor meminta Sekwan DPRD Sumut untuk memastikan adanya pemeriksaan menyeluruh terhadap kualitas bangunan, khususnya menjelang musim hujan, serta mengingatkan bahwa perawatan aset negara tidak boleh dilalaikan, karena berkaitan langsung dengan kelancaran tugas dan pelayanan kepada masyarakat.
Meskipun dalam suasana yang tidak kondusif, sidang paripurna tetap berlangsung hingga selesai. Namun, kejadian ini menjadi catatan penting bagi pimpinan dan Sekretariat DPRD Sumut untuk segera melakukan perbaikan. ***











