Semarang tanpa kembang api di tahun baru 2026, ini penggantinya yang tak kalah manfaat

DAERAH, PEMERINTAHAN56 Dilihat

PARLEMENTARIA.ID – Pemerintah Kota Semarang memastikan tidak akan menggelar pesta kembang api pada malam pergantian Tahun Baru 2026, yang selama ini menjadi agenda rutin setiap akhir tahun.

Sebagai alternatif, Pemkot Semarang memilih mengisi momen tersebut dengan kegiatan doa lintas agama serta penggalangan donasi bagi korban bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan wujud empati dan solidaritas terhadap masyarakat yang tengah menghadapi musibah bencana alam.

“Untuk kembang api dari pemerintah kota, saya kira tidak. Biasanya memang ada di Simpang Lima, tetapi kemarin saya menyarankan kepada panitia agar tidak perlu kembang api,” katanya.

Ia menjelaskan, perayaan malam tahun baru tetap dilaksanakan, namun dengan pendekatan yang lebih reflektif dan bernilai sosial. Masyarakat yang hadir akan diajak untuk berdoa bersama demi keselamatan serta harapan yang lebih baik di tahun mendatang.

“Doa itu penting sekali. Kita bersyukur atas perjalanan satu tahun dan berharap tahun 2026 semuanya menjadi lebih baik. Doanya lintas agama, melibatkan Islam, Kristen, dan agama-agama lainnya,” kata dia.

Meski demikian, Agustina menegaskan bahwa kebijakan ini tidak membatasi pihak swasta dalam menyelenggarakan perayaan tahun baru selama sesuai dengan aturan. Namun, ia berharap semangat kepedulian sosial tetap menjadi bagian dari setiap kegiatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari, menyatakan bahwa pemerintah kota tidak mengadakan perayaan malam tahun baru berskala besar seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Menjelang pergantian tahun 2026, dari Pemerintah Kota Semarang tidak mengadakan pesta tahun baru. Di Simpang Lima akan ada pentas bersama dengan konsep doa lintas agama dan penggalangan donasi,” kata Iin, sapaan akrabnya.

Ia menegaskan tidak akan ada pesta kembang api yang difasilitasi oleh Pemkot Semarang. Meski begitu, unsur hiburan tetap dihadirkan agar masyarakat tertarik datang dan ikut berpartisipasi dalam aksi sosial.

“Hiburan tetap ada, tetapi konsepnya untuk mengajak masyarakat datang, berdoa bersama, dan berdonasi. Berapa pun nilainya tidak kami lihat jumlahnya, yang terpenting adalah partisipasi dan kepedulian,” katanya.

Disbudpar juga mengimbau para penyelenggara acara yang mengajukan izin keramaian agar memasukkan agenda doa bersama serta membuka donasi kemanusiaan dalam rangkaian acara mereka.

Hingga saat ini, pemerintah kota belum menetapkan kebijakan khusus terhadap pihak swasta yang mengajukan izin untuk menggelar perayaan malam pergantian tahun.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *