Santri sebagai Pilar Kekuatan Jawa Timur

PARLEMENTARIA.ID – Jawa Timur memiliki potensi luar biasa dalam menghasilkan santri yang tangguh. Dengan jumlah santri mencapai lebih dari 297 ribu orang, yang tersebar di sekitar 6.000 pondok pesantren, provinsi ini menjadi pusat utama penghasil santri nasional. Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, menilai bahwa momentum Hari Santri Nasional harus dimanfaatkan untuk memperkuat kompetensi dan kapasitas santri.

Menurut Puguh, santri tidak hanya bertugas menjaga moral bangsa, tetapi juga menjadi calon pemimpin dan pelaku perubahan. Mereka memiliki integritas, moralitas, dan spiritualitas yang kuat. Namun, di tengah tantangan globalisasi dan era keterbukaan, santri juga perlu dibekali kemampuan praktis agar dapat bersaing secara nasional maupun global.

Program yang Sudah Ada dan Tantangan yang Menanti

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menggagas beberapa program seperti beasiswa santri dan intervensi peningkatan kapasitas di pesantren. Meskipun demikian, Puguh menilai bahwa program tersebut masih perlu diperluas dan diperkuat agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak kalangan.

Pesantren dianggap sebagai model pendidikan yang sangat efektif dalam membangun karakter, moral, dan integritas anak bangsa. Oleh karena itu, Puguh berharap pemerintah provinsi akan terus meningkatkan intensitas dan jangkauan program-program tersebut.

Transformasi Santri Menuju Generasi Berdaya

Puguh menekankan pentingnya transformasi santri menjadi generasi yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga berdaya secara ekonomi dan intelektual. Ia menilai bahwa jika santri memiliki kompetensi tinggi, mereka dapat berkontribusi signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur.

Ketika santri memiliki kapasitas dan kompetensi yang mumpuni, mereka bisa berperan dalam peningkatan ekonomi, pendidikan, hingga keadilan sosial. Inilah kontribusi nyata santri bagi kemajuan Jawa Timur.

Santri sebagai Aset Strategis Jawa Timur

Posisi strategis Jawa Timur sebagai gerbang baru Nusantara yang terkoneksi dengan 19 provinsi di Indonesia timur harus diimbangi dengan penguatan sumber daya manusia, termasuk dari kalangan santri. Puguh menyatakan bahwa santri adalah aset strategis Jawa Timur. Mereka harus disiapkan bukan hanya sebagai penjaga moral bangsa, tapi juga sebagai pelaku pembangunan dan inovasi di masa depan.

Fokus pada Pengembangan Karakter dan Keterampilan

Santri selama ini dikenal memiliki karakter yang kuat. Namun, di era saat ini, mereka juga perlu didorong untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Puguh menegaskan bahwa peningkatan kapasitas keilmuan, keterampilan, dan daya saing sangat penting agar santri dapat berperan lebih luas di berbagai bidang.

Peran Pesantren dalam Pembangunan Bangsa

Pesantren memiliki peran vital dalam membentuk generasi yang berkualitas. Selain memberikan pendidikan agama, pesantren juga bisa menjadi wadah untuk pengembangan keterampilan teknis dan profesional. Puguh berharap pemerintah provinsi akan terus mendukung pesantren sebagai lembaga pendidikan yang efektif dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Hari Santri Nasional adalah momen penting untuk menegaskan posisi Jawa Timur sebagai pusat penghasil santri nasional. Santri tidak hanya menjadi penjaga moral bangsa, tetapi juga calon pemimpin dan pelaku perubahan. Dengan penguatan kompetensi dan kapasitas, santri dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *