PARLEMENTARIA.ID – Ratusan warga yang menjadi mitra PT Toba Pulp Lestari (TPL) melakukan demonstrasi damai di depan Gedung DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, Tarutung, Rabu (29/10/2025).
Mereka meminta Ephorus Gereja Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Victor Tinambunan, untuk memberikan penjelasan mengenai beberapa pernyataan di media sosial yang dinilai bersifat provokatif dan merugikan perusahaan.
Seorang perwakilan massa, Maju Butarbutar, yang juga merupakan jemaat HKBP, menyatakan bahwa pihaknya merasa kecewa terhadap unggahan Ephorus yang dianggap menyalahkan PT TPL sebagai penghancur lingkungan dan pencuri tanah masyarakat.
“Kami ingin penjelasan terbuka dari Ephorus. Kalau tidak bisa bertemu langsung, cukup klarifikasi di media sosial. Jangan biarkan tuduhan tanpa dasar membuat masyarakat terpecah,” ujar Maju di sela aksi.
Massa juga menolak anggapan bahwa perusahaan pulp tersebut hanya membawa dampak negatif bagi daerah. Mereka menilai kehadiran PT TPL justru turut mendorong ekonomi masyarakat sekitar.
“Kami ini mitra yang hidup berdampingan dengan TPL. Jangan karena kepentingan tertentu, perusahaan dijadikan kambing hitam,” tambahnya.
Selain menggarisbawahi pernyataan Ephorus, para demonstran juga meminta HKBP kembali menjalankan tugas utamanya sebagai lembaga pelayanan rohani, bukan sebagai alat kekuasaan.
Dalam orasinya, mereka meminta agar gereja tidak menghakimi pendeta yang berbeda pandangan dan tidak dijadikan milik pribadi siapa pun.
“Ephorus itu jabatan sementara, bukan tahta. Harus bisa dipertanggungjawabkan kepada jemaat dan Tuhan,” seru salah satu orator di atas mobil komando.
Aksi berjalan dengan lancar dan berakhir dengan pertemuan rahasia antara perwakilan massa, pihak HKBP, serta Bupati Tapanuli Utara, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, di Aula Gedung DPRD Taput.
Bupati Jonius mengatakan bahwa ia sudah berkomunikasi dengan Ephorus HKBP sebelum pertemuan dimulai.
“Oppung Ephorus telah saya hubungi, tetapi beliau sedang dalam rapat. Oleh karena itu, ada utusan dari pendeta yang hadir mewakili. Seluruh aspirasi akan saya sampaikan,” katanya.
Jonius juga menegaskan posisinya tetap netral di tengah pro dan kontra yang muncul seputar keberadaan PT TPL.
“Saya berada di tengah, karena semuanya adalah masyarakat saya. Namun jika ada kebijakan dari pemerintah pusat, tentu kita akan melaksanakannya sesuai aturan,” tegasnya.
Aksi berakhir dengan damai sekitar sore hari. Massa membubarkan diri dengan tertib sambil berharap agar konflik antara gereja dan masyarakat tidak terus berlarut.***












