PARLEMENTARIA.ID – Penduduk di Dusun Duanone 2, Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, NTT mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan air bersih.
Masyarakat sejak lama memperoleh air bersih dari Embung yang terletak di Dusun Duanone 2. Air yang berasal dari Embung tersebut disampaikan oleh warga sebagai sangat mengkhawatirkan karena tercemar kotoran hewan ternak (sapi).
Namun, penduduk terpaksa tetap harus meminumnya karena Embung tersebut adalah satu-satunya sumber air yang tersedia bagi warga setempat.
“Ya, itu (air bersih) menjadi keluhan masyarakat. Embung hanya satu dan tidak layak untuk diminum, saya rasa ini harus menjadi prioritas yang kita sampaikan kepada Pemerintah agar mendapatkan perhatian,” kata Anggota DPRD Kabupaten Belu Fraksi PSI Alexander Nyang Leong kepada PR NTT setelah mengadakan Reses yang dihadiri oleh Pj. Kepala Desa Lasiolat Wenseslaus Y Da Costa Bria, SE., MM, pada Rabu 22 Oktober 2025.
Alex Leong, yang akrab disapa, mengatakan bahwa selama reses III masa sidang III DPRD Belu, ia juga menerima keluhan dari warga setempat mengenai jaringan Telkomsel yang masih sulit diakses.
Selain itu, jelas terlihat bahwa Ketua Fraksi PSI DPRD Belu ini menyatakan bahwa masyarakat Lasiolat sebagian besar bekerja sebagai petani dan memiliki lahan yang luas untuk menghasilkan pertanian yang berkualitas.
Namun, kendala yang dialami warga yang masih menjadi keluhan para petani adalah saluran irigasi untuk lahan persawahan.
“Warga juga mengeluh tentang ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan) yang masih sedikit karena beberapa faktor seperti alokasi bantuan yang terbatas. Yang mereka butuhkan saat ini adalah Traktor tangan dan rontok,” katanya.
Selanjutnya, politisi muda yang juga dikenal dengan panggilan Bro Alex ini menyampaikan bahwa Jalah Usaha Tani (JUT) juga menjadi keluhan dari para petani.
Pernyataan JUT ini dari Alex Leong tidak hanya berkaitan dengan akses pertanian, tetapi juga memudahkan akses bagi masyarakat khususnya para penambang batu dan pasir.
Karena penghasilan warga selama ini berasal dari tambang batu dan pasir. Namun selama ini mereka hanya dapat melakukan aktivitas saat musim kemarau, sedangkan pada musim hujan sama sekali tidak bisa.
“Karena pada musim hujan jalan tidak dapat dilalui, maka JUT ini penting karena memudahkan akses dan mempercepat distribusi hasil panen. Jalan yang baik membuat hasil panen lebih baik, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian termasuk penambang batu dan pasir, sehingga kesejahteraan pasti meningkat,” tutupnya.
Seluruh keluhan masyarakat tersebut, tambah Alex Leong, akan ia sampaikan kepada pemerintah agar mendapat perhatian.***


