Penyebab Keracunan Massal Siswa di Ngawi Terungkap, Bakteri Ditemukan dalam Menu MBG

DAERAH52 Dilihat

NGAWI – Hasil uji laboratorium telah mengungkap penyebab keracunan yang menimpa 45 siswa di Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Penyebab utama berasal dari makanan bergizi gratis (MBG) yang disajikan kepada para pelajar.

Temuan Laboratorium Mengungkap Bahaya pada Menu Makanan

Berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi terhadap sampel menu MBG dan muntahan korban, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya menemukan dua jenis bakteri berbahaya.

  • Bacillus cereus ditemukan pada menu ayam lada hitam.
  • Staphylococcus aureus ditemukan pada sayur brokoli.

Kedua bakteri ini juga terdeteksi dalam sampel muntahan para siswa, memperkuat dugaan bahwa sumber keracunan berasal dari makanan tersebut.

Proses Pengujian dan Pemantauan

Dinas Kesehatan Ngawi mengirimkan sejumlah sampel ke BBLKM untuk pengujian. Sampel yang diperiksa mencakup:

  • Nasi putih
  • Sayur brokoli wortel kapri
  • Buah anggur
  • Ayam lada hitam
  • Tempe goreng

Selain itu, dua sampel air dari depo pengolahan makanan SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan juga diperiksa. Hasilnya menunjukkan kualitas air yang tidak memenuhi standar layak konsumsi.

Dugaan Kebiasaan Pengolahan Makanan yang Tidak Higienis

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi Dinkes Ngawi, Dhina Handayani, menyatakan bahwa dugaan utama penyebab keracunan adalah masalah kebersihan proses pengolahan makanan serta kualitas air yang digunakan.

“Air yang digunakan SPPG belum memenuhi standar. Seharusnya dilakukan sterilisasi sebelum dikonsumsi,” jelas Dhina.

Tindakan yang Diambil oleh Pihak Terkait

Dinkes Ngawi telah mengirimkan surat resmi kepada pengelola SPPG agar melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dan evaluasi terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi.

Selain itu, pihak berwenang juga menyarankan agar SPPG segera memperbaiki sistem pengolahan makanan dan menjaga standar higienitas agar tidak terulang kembali.

Kondisi Siswa Pasca-Keracunan

Para siswa yang terkena dampak keracunan mengalami gejala seperti mual, muntah, dan pusing. Sebagian besar dari mereka telah pulih setelah mendapatkan perawatan medis. Namun, beberapa siswa masih dirawat di puskesmas.

Reaksi Orang Tua dan Komunitas

Beberapa orang tua merasa khawatir dan memilih memberi makanan sendiri kepada anak-anaknya untuk menghindari risiko serupa. Trauma dari kejadian ini juga membuat komunitas setempat lebih waspada terhadap program MBG.

Peran SPPG dalam Penyediaan Makanan

Di Kabupaten Ngawi, terdapat 13 SPPG yang beroperasi. Namun, hanya satu dari mereka yang memiliki sertifikat laik higiene sanitasi. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penyedia makanan bergizi gratis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *