PARLEMENTARIA.ID — Anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat (Babar) mengharapkan dukungan dari Pemkab Bangka Barat terhadap perkembangan Palang Merah Indonesia (PMI) Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Babar, Deddi Wijaya, pada hari Selasa (5/8/2025) kemarin, telah mengadakan pertemuan dengan beberapa pengurus PMI Babar, guna membahas isu tersebut.
Seorang politikus Golkar menyatakan, pihaknya sengaja mengundang PMI Babar karena selama ini organisasi tersebut dianggap tidak aktif.
Menurutnya, PMI Babar terasa seperti ada dan tidak ada. Meskipun memiliki gedung, kendaraan operasional, serta sarana dan prasarana yang lengkap, namun aktivitasnya tidak terlihat dan tidak terasa.
Dari pertemuan tersebut, beberapa pengurus PMI menyatakan tidak ada kegiatan yang dilakukan karena anggaran operasional tidak tersedia.
“Karena PMI merupakan salah satu organisasi yang sangat penting dalam menyediakan kantong darah, kami meminta Pak Bupati untuk segera mengaktifkan kembali PMI. Anggaran didukung karena setiap tahun mereka menyebutkan bahwa dana sebesar Rp 200 juta sudah cukup untuk operasional,” ujar Deddi Wijaya kepada media, Senin (11/8/2205).
Ia meminta, Pemkab Babar melalui TAPD dan Dinkes agar lebih memperhatikan PMI Babar.
“Karena kami di Komisi I dan Banggar akan memantau anggaran untuk PMI. Selanjutnya kami juga meminta agar pengurus PMI yang akan datang segera diisi, dengan menempatkan orang yang ahli dalam bidangnya,” lanjutnya.
PMI Bangka Barat Tak Perlu dari Pemkab
Deddi menyatakan, anggota PMI tidak perlu berasal dari kalangan pemerintah. Yang utama adalah bersifat netral, profesional, serta memiliki semangat tinggi dalam berkontribusi sosial.
“Berdasarkan tugas pokok dan fungsi, dapat memenuhi kebutuhan kantong darah bagi pasien yang berada di Babar,” katanya.
Deddi menyampaikan bahwa berdasarkan hasil kunjungan kerja ke Bandung dan Bogor, PMI sangat giat dan pantas dijadikan teladan.
Misalnya, di Bandung yang memiliki staf sebanyak 200 orang ditambah relawan lapangan. Bahkan banyak orang yang rela antri di gedung PMI untuk menyumbangkan darahnya.
“Karena setelah menjadi donor, mereka mendapatkan makanan bergizi, vitamin, dan uang transportasi. Bahkan mereka bekerja sama dengan berbagai pihak terkait serta perusahaan dalam kegiatan donor darah. Kami berharap PMI di sini juga melakukan hal yang sama,” katanya.
Jika diperlukan, kata Deddi, karyawan dan pegawai di perusahaan Babar diwajibkan untuk mendonorkan darah beberapa bulan sekali.
“Kami berharap dalam kepemimpinan saat ini dapat menjadi prioritas utama dan serius mendorong PMI aktif serta berupaya maksimal. Yang paling penting adalah adanya orang-orang profesional di dalam PMI. Bisa saja para mantan pegawai rumah sakit yang telah pensiun diangkat sebagai pengurus PMI,” pungkasnya. ***