PARLEMENTARIA.ID – Saat mendekati liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, DPRD Kota Semarang mengajak Pemerintah Kota Semarang untuk mempersiapkan diri secara matang, khususnya dalam bidang pariwisata.
Ketua Komisi D, Mualim menyampaikan, meskipun petunjuk teknis cuti bersama belum dikeluarkan oleh pemerintah pusat, berbagai langkah perbaikan harus segera dimulai saat ini.
Mualim mengatakan beberapa hal yang perlu ditingkatkan, yaitu fasilitas pariwisata serta rasa aman dan nyaman bagi para pengunjung.
“Yang utama saat ini adalah membangun infrastruktur terlebih dahulu. Selanjutnya, yang kedua adalah menciptakan rasa aman dan nyaman, serta yang ketiga, bagaimana mengembangkan atau membuat inovasi-inovasi baru yang mampu menarik para wisatawan,” ujar Mualim, kemarin.
Menurutnya, beberapa tempat wisata seperti Kota Lama sudah dikenal, tetapi perlu ditambahkan dengan program atau kegiatan baru yang menarik dan bersifat inklusif.
“Perlu adanya inovasi yang baru. Seperti acara lari, kegiatan yang diberikan secara gratis atau didukung oleh pemerintah, atau acara-acara lain yang bersifat menarik bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia memberikan contoh potensi wisata air di Semarang yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Menurutnya, beberapa kecamatan memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas tubing atau wahana air lainnya. Ia juga menyebutkan potensi wisata pantai serta kegiatan seperti jet ski yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
“Mengapa di daerah lain bisa dilakukan, tetapi kita tidak? Padahal kita sama-sama memiliki air,” katanya.
Di sisi lain, Komisi D juga mengungkapkan perhatian terhadap berbagai aset pariwisata kota yang terbengkalai, seperti bekas Wonderia serta beberapa aset lain yang saat ini tidak memberikan pendapatan.
Mualim mendorong Pemerintah Kota untuk menjalin kemitraan dengan investor melalui kerja sama berbasis kontrak jangka pendek yang bisa dievaluasi secara berkala.
“Jika memang tidak sesuai, biaya kerja sama terlalu mahal, yang penting bisa menarik dulu. Karena kita membentuk kerja sama, tidak selamanya. Jadi kita batasi mungkin 5 tahun atau 3 tahun, setelah itu dievaluasi,” katanya.
Di sana, Mualim juga menekankan pentingnya meningkatkan citra Kota Semarang, khususnya mengenai isu banjir yang sering menjadi perhatian para wisatawan.
“Beginilah yang harus kita perbaiki sejak saat ini,” tambahnya. ***







