PARLEMENTARIA.ID – Pengingatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-80, persiapan di Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah, sudah siap.
Poster selamat hari kemerdekaan terpampang di sepanjang jalan menuju kantor Bupati Morut.
Pengibaran bendera Merah Putih juga telah dilakukan oleh TNI, Polri, dan masyarakat di lapangan upacara kantor Bupati.
Ketua DPRD Morut, Warda Dg Mamala, yang akan membacakan teks proklamasi menyatakan kesiapan penuh dalam pelaksanaan upacara.
Hadiri, Ketua DPRD Morut, Warda Dg Mamala yang bertindak sebagai pembaca teks proklamasi.
Menurutnya, perayaan HUT RI ke 80 tahun ini memiliki makna khusus bagi Bupati dan DPRD Morut.
“Perayaan HUT RI ke 80 tahun ini sangat istimewa bagi Bupati dan DPRD,” kata Warda.
Menurutnya, selama masa kepemimpinan Bupati Morut, Delis Julkarson Hehi, dalam periode kedua ini, hubungan antara lembaga eksekutif dan legislatif berjalan dengan lancar.
“Saya melihat beberapa tahun terakhir Delis memimpin Morowali Utara, terjalin hubungan dan komunikasi yang baik,” katanya.
Rangkuman singkat perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI):
1. Kekosongan Kekuasaan Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan bom atom.
Kejadian ini menghasilkan kekosongan kekuasaan di Indonesia, sebuah kesempatan emas yang segera diketahui oleh para pemuda pejuang.
2. Tekanan dan Peristiwa Rengasdengklok Para pemuda menginginkan Soekarno dan Mohammad Hatta segera mengumumkan kemerdekaan, tanpa menunggu janji atau dukungan dari Jepang.
Karena perbedaan pendapat, pada 16 Agustus 1945, kelompok muda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Tujuannya adalah menghindarkan mereka dari pengaruh Jepang serta meyakinkan bahwa proklamasi perlu segera dilakukan, dengan nama bangsa Indonesia sendiri.
3. Penyusunan Naskah Proklamasi Setelah kembali ke Jakarta, di malam yang sama, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo menyusun naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
Naskah yang singkat namun memiliki makna sejarah ini selanjutnya ditulis ulang oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan kecil.
4. Puncak Perayaan Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi, Soekarno, bersama Hatta, membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Acara yang sederhana namun penuh makna diikuti dengan pengibaran bendera Merah Putih dan lagu “Indonesia Raya” yang dinyanyikan untuk pertama kalinya.
Sejak saat itu, setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan, menjadi pengingat bagi seluruh rakyat akan perjuangan luar biasa para pahlawan dalam memperoleh kemerdekaan. (*)