PARLEMENTARIA.ID – Muhammad Syahrul Munir, Ketua DPRD Gresik, menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Naskah Nusantara yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang digagas oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Manuskripedia.
Seminar ini mengangkat tema utama Giri-Lombok, Kerja Sama Antar Pilar Menuju Kedaulatan Sejarah dan Budaya Bangsa.
Syahrul mengatakan forum ini menjadi kesempatan penting bagi Diplomasi Kebudayaan Gresik-Lombok yang secara historis memiliki hubungan lama, khususnya dalam penyebaran agama Islam.
Sejarah dan Ikatan Giri-Lombok
Jejak sejarah Sunan Prapen dan ikatan Giri–Lombok menurut penjelasan Syahrul menunjukkan bahwa hubungan antara Lombok dan Gresik tidak bisa dipisahkan dari sejarah dakwah Sunan Prapen, keturunan Sunan Giri, yang menjadi tokoh penting dalam proses Islamisasi Lombok pada abad ke-16.
“Agama Islam yang kini menjadi dominasi dalam kehidupan masyarakat Lombok berasal langsung dari pusat spiritual Giri Kedaton di Gresik,” kata Syahrul, panggilan akrabnya, dalam rilis yang dikirimkan, Kamis (11/12/2025).
Banyak bukti sejarah seperti Masjid Bayan Beleq dan makam raja-raja Selaparang menunjukkan adanya pengaruh kuat dari ajaran Sunan Prapen yang menyatukan nilai Islam dengan tradisi setempat.
Pendekatan dakwah Sunan Prapen, berdasarkan penelitian para ahli, dilakukan dengan cara yang tenang namun tetap menunjukkan kepastian, mulai dari pameran militer, penyiaran menggunakan alat musik rebana, permohonan petunjuk melalui shalat sunnah, hingga pendekatan persuasif terhadap pemimpin setempat.
Kontak Sunan Prapen dengan Raja Rangkesari, pemimpin Lombok pada masa itu, menjadi titik krusial dalam mempercepat proses Islamisasi Lombok.
“Hubungan sejarah ini perlu terus diteliti untuk memperkuat pemahaman mengenai perkembangan peradaban kedua wilayah tersebut,” kata Syahrul.
Kembangkan Budaya Melalui Peraturan dan Kegiatan Pendidikan
Peran pemerintah Kabupaten Gresik dalam melestarikan sejarah dan tradisi, Syahrul juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik terus berupaya memajukan kebudayaan melalui peraturan dan program pendidikan.
Salah satu caranya adalah melalui Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 mengenai Pemajuan Kebudayaan Daerah serta munculnya materi lokal Sejarah Gresik di sekolah-sekolah.
“Pelestarian budaya masih menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari rencana induk pariwisata daerah yang belum maksimal, tumpang tindihnya wewenang dalam pelestarian, hingga lemahnya struktur organisasi pengelola wisata. Studi semacam ini penting agar muncul penegasan baru terkait data dan sejarah Sunan Prapen yang nantinya dapat memperkaya bahan ajar lokal di Gresik,” katanya.
Syahrul berharap acara seminar ini mampu memperkuat pertukaran ilmu pengetahuan serta budaya antara Gresik dan Lombok.
Studi lintas wilayah, menurutnya, tidak hanya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi dasar untuk menghidupkan kembali tradisi serta memperkuat identitas budaya bangsa.
“Melestarikan sejarah dan budaya bukan hanya tanggung jawab satu generasi, tetapi sebuah kepercayaan yang harus terus berlangsung dari generasi ke generasi,” ujarnya.
Kumpulkan Tokoh, Akademisi, dan Budayawan
Seminar ini mengumpulkan tokoh, akademisi, dan seniman untuk mengeksplorasi kembali hubungan peradaban antara Giri (Gresik) dan Lombok.
Kegiatan ini dihadiri oleh Pembicara Kunci Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon serta Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal.
Sementara pembukaan diskusi disampaikan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan serta Pendiri Manuskripedia, Wahyu Muryadi.
Selain Syahrul, beberapa narasumber lain juga hadir, antara lain budayawan Lombok T.G. Hasan Basri Marwah, pengamat budaya Ir. Wahyudi, akademisi UIN Mataram Prof. Dr. H. Jumarim, M.HI., serta budayawan Sumbawa H. Yadi Surya Diputra, S.Sos.I., M.A. ***












