Kado Hari Santri, Kemenag Rekonstruksi 25 Pesantren Jamaah Islaimiyah, yang Dulu Ingin Mendirikan Negara Islam

PEMERINTAHAN203 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Dalam momen peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan sejumlah program mereka terkait pesantren. Diantaranya adalah rekonstruksi 25 unit pondok pesantren milik Jamaah Islaimiyah.

Seperti diketahui dulunya Jamaah Islamiyah identik dengan gerakan makar. Karena mereka mempunyai mimpi mendirikan negara Islam di Indonesia. Mimpi itu tidak hanya dilakukan lewat dakwah. Tetapi juga aksi radikal terorisme. Bahkan sejumlah anggota Jamaah Islamiyah divonis pengadilan terkait kasus terorisme.

Menag Nasaruddin Umar mengatakan mereka melakukan rekonstruksi 25 unit pesantren di bawah naungan Jamaah Islamiyah yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Di dalamnya ada 5.077 orang. Nasaruddin menyampaikan upaya tersebut bagian dari program deradikalisasi lewat jalur pendidikan.

Selain itu Nasaruddin juga menyampaikan perkembangan terkini mengenai rencana rekonstruksi musala ambruk di pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur. Pemerintah berencana membangun ulang musala tersebut dengan APBN.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta itu menegaskan pembangunan ulang musala Pesantren Al Khoziny menggunakan APBN tidak perlu dipersoalkan.

Termasuk ketika ada kucuran APBN untuk renovasi pesantren lainnya. “Santri itu kan juga manusia,” katanya. Nasaruddin mengingatkan bahwa pesantren sudah berdiri sejak 300 tahun lalu. Jauh sebelum Indonesia merdeka.

Keberadaan Pesantren yang sudah cukup lama tersebut, bahkan sudah menciptakan keadaban bangsa Indonesia. Pesantren mengajarkan bagaimana santri menjadi orang yang beradab. Ilmu tersebut akan dibawa pulang, dalam bentuk adab anak kepada orang tua.

Bahkan lebih luas lagi, adab yang diajarkan di pesantren itu menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Yaitu bangsa yang beradab. Baginya ketika pemimpin bangsa yang berwibawa, terbentuk dari masyarakatnya yang beradab.

Nasaruddin mengatakan musala atau masjid di pesantren jadi tempat yang vital. Bukan hanya jadi tempat salat berjamaah. Tetapi juga jadi tempat pengajaran.

“Tiba-tiba ada (Pesantren dengan jumlah santri) 1.200 anak, bangunannya rusak. Mereka mau belajar di mana?” katanya.

Mantan Wakil Menteri Agama di era Presiden SBY itu mengatakan, tokoh pendiri bangsa banyak yang lahir dari pesantren. Maka tidak ada salahnya APBN digunakan untuk renovasi pesantren. Dia menegaskan tinggal penyesuaian administrasi keuangan negara saja.

Pada pagi hari (22/10) Nasaruddin memimpin upacara HSN 2025 di kantornya. Upacara berlangsung khidmat dan diikuti beberapa perwakilan santri. Dalam kesempatan itu, Nasaruddin menyampaikan kabar gembira bagi keluarga besar pesantren di Indonesia.

Nasaruddin mengatakan Presiden Prabowo Subianto menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di lingkungan Kemenag. Dia merasa bersyukur atas kabar ini.

Nasaruddin mengapresiasi semua pihak yang telah mengawal terbitnya izin prakarsa pembentukan Ditjen Pesantren.

“Wabil khusus Wamenag telah memerjuangkannya sesegera mungkin,” kata Nasaruddin.

Untuk diketahui usul pembentukan Ditjen Pesantren sudah berlangsung sejak 2019, era Menag Lukman Hakim Saifuddin. Usulan Kemenag ke Kemen-PANRB kembali diajukan pada 2021 dan 2023 pada era Menag Yaqut Cholil Qoumas. Terakhir, usulan itu kembali diajukan ke Kemen-PANRB pada 2024, di era Menag Nasaruddin Umar.

Wamenag Romo Muhammad Syafi’i menyampaikan lebih detil terkait terbitnya izin prakarsa pembentukan Ditjen Pesantren.

“Alhamdulillah, saya baru saja menerima kabar dari Kementerian Sekretariat Negara,” katanya. Yaitu kabar tentang terbitnya Persetujuan Izin Prakarsa Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden Tentang Perubahan atas Perpres Nomor 152 Tahun 2024 tentang Kementerian Agama.

Melalui surat nomor B-617/M/D-1/HK.03.00/10/2025 tertanggal 21 Oktober 2025, Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memerintahkan agar segera dibentuk Ditjen Pesantren di lingkungan Kementerian Agama.

“Dengan surat ini, saya ingin menyampaikan bahwa Presiden telah menyetujui pembentukan Ditjen Pesantren,” kata dia.

Pembentukan Ditjen Pesantren itu, bertujuan agar perhatian terhadap pesantren semakin besar. Baik dari sisi personalia, pendanaan, maupun program. Sehingga pemerintah semakin hadir dalam mendukung perkembangan pesantren di seluruh Indonesia.

Romo Syafi’i menambahkan, kehadiran Ditjen Pesantren akan memperkuat fungsi pesantren dalam tiga ranah utama. Yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. “Semoga dengan adanya Ditjen ini, pesantren ke depan dapat semakin berdaya dan berkontribusi besar bagi bangsa,” harapnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *