PARLEMENTARIA.ID –
Jalan Terurai, Kota Bernyawa: Mengintip Kebijakan Transportasi Publik Terbaik di Kota-kota Besar
Kemacetan. Kata ini mungkin sudah jadi "lagu kebangsaan" di hampir setiap kota besar di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Asap knalpot, waktu tempuh yang membengkak, dan tingkat stres yang meroket adalah realita sehari-hari. Namun, di balik keruwetan itu, ada harapan besar yang ditawarkan oleh sistem transportasi publik yang cerdas. Bukan sekadar membangun jalan atau menambah armada, melainkan melalui kebijakan publik yang visioner dan terintegrasi.
Kebijakan publik di sektor transportasi bukan hanya tentang memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain. Lebih dari itu, ia adalah denyut nadi yang membentuk kualitas hidup, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjaga kelestarian lingkungan kota. Mari kita bedah beberapa contoh kebijakan publik transportasi publik yang sukses diterapkan di kota-kota besar, dan mengapa mereka layak kita contoh.
1. Integrasi Multimoda yang Mulus: Jakarta, Singapura, dan Hong Kong
Salah satu kunci utama keberhasilan transportasi publik adalah integrasi. Bayangkan Anda bisa berpindah dari bus ke kereta, lalu ke MRT, hanya dengan satu kartu pembayaran dan tanpa perlu berjalan jauh atau bingung mencari rute. Inilah yang disebut integrasi multimoda.
Kebijakan: Kota-kota seperti Singapura dengan sistem MRT dan busnya yang terintegrasi, atau Hong Kong dengan Octopus Card yang legendaris, adalah contoh nyata. Di Jakarta, kita juga melihat upaya serius dengan Jak Lingko yang mengintegrasikan TransJakarta, MRT, LRT, dan angkutan umum lainnya. Ini bukan sekadar menyatukan rute, tapi juga sistem pembayaran, jadwal, dan bahkan desain stasiun atau halte yang memudahkan perpindahan.
Mengapa Penting? Integrasi yang mulus menghilangkan "hambatan terakhir" (last-mile problem) dan "hambatan pertama" (first-mile problem), membuat perjalanan jadi lebih efisien, nyaman, dan minim stres. Pengguna tidak perlu khawatir tentang tiket berbeda atau rute yang terputus, sehingga lebih banyak orang tertarik untuk beralih dari kendaraan pribadi.
2. Tarif Terjangkau dan Subsidi Berkelanjutan: Mengurangi Beban Pengguna
Berapa pun nyamannya transportasi publik, jika tarifnya tidak terjangkau, daya tariknya akan berkurang. Di sinilah peran kebijakan subsidi dan skema tarif yang cerdas menjadi krusial.
Kebijakan: Banyak kota besar, termasuk di Eropa dan Asia, menerapkan kebijakan tarif yang disubsidi oleh pemerintah daerah atau pusat. Tujuannya adalah menjaga agar harga tiket tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, sekaligus memastikan operasional penyedia layanan tetap berjalan. Beberapa kota bahkan memiliki skema "tarif progresif" di mana biaya per kilometer akan menurun seiring jauhnya perjalanan, atau tiket bulanan/tahunan yang sangat ekonomis untuk komuter reguler. Contoh di Jakarta, subsidi untuk TransJakarta, MRT, dan LRT membuat tarifnya jauh lebih murah dibanding biaya operasional sebenarnya.
Mengapa Penting? Subsidi memastikan aksesibilitas transportasi publik bagi semua kalangan, termasuk mereka yang berpenghasilan rendah. Ini juga mendorong masyarakat untuk lebih memilih transportasi publik, mengurangi volume kendaraan pribadi di jalan, dan secara tidak langsung membantu mengurangi polusi udara. Namun, penting untuk memastikan skema subsidi ini berkelanjutan dan tidak membebani anggaran kota secara berlebihan.
3. Infrastruktur Prioritas dan Jalur Khusus: Mempercepat Perjalanan
Salah satu alasan orang enggan menggunakan transportasi publik adalah karena sering terjebak macet bersama kendaraan pribadi, menghilangkan keunggulan waktu tempuh. Kebijakan prioritas infrastruktur dapat mengatasi masalah ini.
Kebijakan: Konsep Bus Rapid Transit (BRT) atau yang kita kenal dengan TransJakarta adalah contoh paling nyata. Dengan jalur khusus (busway) yang steril dari kendaraan lain, bus dapat melaju lebih cepat dan terjadwal, bahkan saat jam sibuk. Selain itu, kebijakan pembangunan jalur sepeda dan trotoar yang lebar dan aman juga merupakan bagian dari upaya mendorong mobilitas aktif yang terintegrasi dengan transportasi publik.
Mengapa Penting? Memberikan prioritas jalur pada transportasi publik secara signifikan mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan keandalan layanan. Ini membuat transportasi publik menjadi pilihan yang lebih menarik dibandingkan mengemudi mobil pribadi yang terjebak kemacetan. Semakin cepat dan pasti waktu tempuhnya, semakin tinggi minat masyarakat.
4. Pemanfaatan Teknologi dan Data: Efisiensi dan Pengalaman Pengguna
Di era digital, teknologi adalah sahabat terbaik untuk transportasi publik yang efisien. Kebijakan yang mendorong inovasi teknologi dapat mengubah wajah layanan.
Kebijakan: Kota-kota modern menggunakan aplikasi real-time untuk melacak posisi bus atau kereta, perkiraan waktu tiba, dan informasi rute terkini. Pembayaran non-tunai melalui kartu atau QR code sudah menjadi standar. Lebih jauh lagi, data analitik digunakan untuk mengoptimalkan rute, jadwal, dan bahkan memprediksi kepadatan penumpang. Beberapa kota juga bereksperimen dengan kendaraan otonom atau sistem manajemen lalu lintas berbasis AI untuk mengurangi kemacetan.
Mengapa Penting? Teknologi meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi waktu tunggu, dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. Informasi yang akurat dan mudah diakses membantu pengguna merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik, mengurangi rasa tidak pasti, dan meningkatkan kepercayaan terhadap sistem transportasi publik.
Masa Depan yang Lebih Baik Melalui Kebijakan Cerdas
Kebijakan publik transportasi adalah sebuah investasi jangka panjang. Bukan hanya tentang membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun ekosistem yang mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Integrasi, keterjangkauan, prioritas, dan pemanfaatan teknologi adalah pilar-pilar penting yang jika diterapkan dengan baik, dapat mengubah kota-kota besar dari lautan kemacetan menjadi pusat aktivitas yang dinamis, bersih, dan nyaman untuk dihuni.
Peran pemerintah sangat vital dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan ini, namun partisipasi masyarakat juga tak kalah penting. Dengan dukungan bersama, mimpi tentang kota tanpa kemacetan yang parah dan dengan kualitas udara yang lebih baik bukan lagi sekadar angan, melainkan sebuah realita yang bisa kita wujudkan.







