PARLEMENTARIA.ID – Banyuwangi, kota yang terletak di Jawa Timur, kini menjadi salah satu contoh nyata dari upaya pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan lingkungan. Dalam rangka memerangi deforestasi dan menjaga keberlanjutan ekosistem, sejumlah stakeholder melakukan penanaman 200 ribu bibit pohon di area seluas 489,75 hektar. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana hidrometeorologi dan upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan konservasi lingkungan.
Tujuan Penanaman Pohon
Penanaman pohon tidak hanya bertujuan untuk menambah tutupan hutan, tetapi juga sebagai langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekologis. Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, menyampaikan bahwa pohon memiliki peran vital dalam kehidupan manusia. Perubahan iklim dan deforestasi dapat berdampak buruk pada kesejahteraan masyarakat, sehingga penanaman pohon harus menjadi komitmen bersama.
“Perubahan iklim dan deforestasi akan menyebabkan bencana bagi manusia. Maka, penanaman pohon harus menjadi komitmen kita bersama, dan perlu digalakkan lebih aktif,” ujar Mujiono.
Selain itu, penanaman pohon juga memiliki nilai ekonomi. Dengan menanam pohon komoditas seperti mahoni, pinus, dan damar, serta buah-buahan seperti durian dan alpukat, masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi jangka panjang sambil menjaga kelestarian lingkungan.
Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, aparat kepolisian, TNI, dan kelompok tani hutan. Wakil Bupati Mujiono turut serta dalam penanaman pohon, bersama dengan Kapolresta Banyuwangi, Danlanal, Kodim, serta Administratur Perum Perhutani KPH Barat.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra, mengajak masyarakat sekitar hutan untuk aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa menjaga hutan adalah tanggung jawab bersama.
“Karena menjaga kelestarian hutan adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Rama.
Penanaman Rutin dan Pengelolaan Hutan
Administratur Perum Perhutani KPH Barat, Muklisin, menjelaskan bahwa penanaman bibit pohon merupakan kegiatan rutin dalam pengelolaan sumber daya hutan. Setiap tahun, Perhutani melakukan penanaman ulang lahan pasca tebang untuk menjaga kelestarian hutan.
“Total luas lahan yang ditanami kembali 485,7 hektar di seluruh wilayah Perhutani KPH Barat,” ujar Muklisin. “Wilayah Perhutani KPH Barat mencakup beberapa kecamatan, seperti Glenmore, Sempu, Kalibaru, Songgon, Licin, dan Kalipuro.”
Dari total 200 ribu bibit pohon yang ditanam, terdapat berbagai jenis tanaman, mulai dari pohon komoditas hingga buah-buahan berkayu keras. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pengelolaan hutan tidak hanya berfokus pada konversi lahan, tetapi juga pada pemanfaatan secara berkelanjutan.
Upaya Mencegah Bencana
Lahan hutan yang dikelola dengan baik juga berkontribusi dalam mencegah bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor. Total luas area KPH Perhutani Barat mencapai 42 ribu hektar dengan tutupan hutan mencapai 90 persen. Dengan menjaga tutupan hutan yang maksimal, diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di bagian hilir, khususnya saat musim hujan ekstrem.
Upaya penghijauan di Banyuwangi menjadi contoh nyata dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam menjaga lingkungan. Dengan menanam 200 ribu pohon di area seluas 489,75 hektar, Banyuwangi tidak hanya berupaya mengatasi deforestasi, tetapi juga membangun fondasi untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. ***











