Kerusakan yang semakin memburuk dan kebutuhan untuk segera ditangani membuat Pemkab Bandung secara resmi mengumumkan status darurat bencana mulai tanggal 6 hingga 19 Desember 2025.
Dikutip dari Pikiran Rakyat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Wahyudin, menyampaikan bahwa keputusan tersebut diambil mengacu pada situasi terkini di lapangan.
“Bupati menetapkan status darurat bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bandung mulai tanggal 6 Desember hingga 19 Desember 2025,” katanya di Bandung, Senin, 8 Desember 2025.
Kebijakan ini diatur dalam Keputusan Bupati Bandung Nomor 300.2.1/KEP.731-BPBD/2025 terkait penetapan status tanggap darurat. Dengan status tersebut, Pemkab Bandung bisa mengambil langkah tambahan mulai dari proses evakuasi, pendistribusian bantuan, hingga percepatan perbaikan infrastruktur yang rusak.
BPBD mencatat curah hujan tinggi menyebabkan tanah longsor di tujuh wilayah kecamatan, yakni Soreang, Cangkuang, Cimaung, Pasirjambu, Kertasari, Ciwidey, dan Arjasari. Di sisi lain, banjir melanda delapan kecamatan lainnya, yaitu Soreang, Bojongsoang, Banjaran, Dayeuhkolot, Margaasih, Katapang, Pameungpeuk, dan Baleendah.
BMKG Bandung memprediksi kemungkinan cuaca ekstrem akan terus berlangsung hingga akhir pekan, termasuk hujan dengan tingkat keparahan sedang hingga sangat tinggi. Keadaan ini menyebabkan Pemkab Bandung meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana yang mungkin terjadi.
Banjir terburuk terjadi akibat meluapnya Sungai Citarum, yang menggenangi daerah permukiman padat penduduk di Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah. Di wilayah Dayeuhkolot saja, sebanyak 9.246 keluarga atau 25.918 jiwa terkena dampaknya, dengan ketinggian air mencapai 50–90 sentimeter di beberapa jalan utama.
Kondisi lebih buruk terjadi di Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter, sehingga memaksa 99 keluarga atau 307 orang untuk mengungsi. Di Baleendah, sebanyak 1.873 keluarga atau 5.579 jiwa terkena dampaknya dan 63 keluarga harus meninggalkan rumah mereka. Sementara itu di Bojongsoang, sekitar 3.000 penduduk dari tiga desa merasakan akibat dari meluapnya Sungai Citarum.
Pemerintah Kabupaten Bandung saat ini terus melakukan penanganan darurat, termasuk pendistribusian logistik dan pemantauan lokasi-lokasi yang rentan, sambil mengajak masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir dan tanah longsor berikutnya. ***












