PARLEMENTARIA.ID – Gerakan masyarakat yang berupaya membantu para korban bencana di Sumatera melalui pengumpulan dana oleh Ferry Irwandi pernah mendapat kritik terbuka dari Anggota Komisi I DPR, Endipat Wijaya.
Meski tidak menyebutkan nama, netizen yakin sindiran tersebut ditujukan kepada Ferry. Kemudian, Ferry Irwandi mengungkapkan bahwa politisi dari Partai Gerindra tersebut telah meminta maaf secara pribadi.
Melalui akun media sosial Instagram miliknya, Ferry Irwandi memberikan tanggapan terhadap pertanyaan netizen mengenai penyaluran bantuan senilai Rp 10 miliar, meskipun merasa paling aktif bekerja.
Mendengar sindiran tersebut, Ferry mengakui sama sekali tidak merasa marah atau tersinggung. Justru ia bersyukur karena mendapatkan dukungan yang sangat besar dari masyarakat Indonesia. Karena adanya dukungan ini, Ferry merasa tidak perlu merasa kesal atau marah.
“Terkait perkataan Pak Dewan, untuk teman-teman yang bertanya, saya sama sekali tidak merasa marah atau kesal. Berkat dukungan luar biasa dari semua kawan, yang sangat masif dan terus-menerus, tidak ada orang yang bisa merasa kesal atau marah ketika mendapatkan dukungan dan support sebesar ini. Terima kasih ya semua,” tulis Ferry dalam unggahan tersebut.
Selanjutnya, Ferry juga mengatakan bahwa anggota dewan yang dimaksud telah menghubunginya secara langsung dan menyampaikan permintaan maaf.
Ferry telah menyampaikan beberapa kekhawatiran dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh para korban bencana di Sumatera berdasarkan hasil peninjauan langsung ke lapangan. Ia menekankan bahwa saat ini tidak ada manfaatnya mempertahankan konflik.
“Beliau telah menghubungi saya secara pribadi dan meminta maaf, saya juga menerimanya karena tidak bermanfaat untuk mempertahankan konflik dalam situasi seperti ini, saya juga sudah menyampaikan beberapa kekhawatiran dan kebutuhan masyarakat di lapangan dan beliau menerima, jadi sudah cukup untuk yang bertanya, itu saja,” tambahnya.
Ferry juga mengajak masyarakat untuk terus memberikan dukungan kepada para korban yang terkena dampak bencana di Sumatera.
Sebelumnya, Endipat menyebutkan aksi penggalangan dana yang viral dan berhasil mengumpulkan sekitar Rp 10 miliar.
Meski tidak menyebutkan nama, masyarakat mengira sindiran tersebut ditujukan kepada Ferry yang berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 10 miliar dalam waktu 24 jam.
Menurut Endipat, jumlah donasi tersebut tidak proporsional dengan besarnya anggaran negara yang telah dialokasikan.
“Orang-orang hanya memberikan sumbangan sebesar Rp 10 miliar. Negara sudah mengucurkan triliunan ke Aceh, Bu. Jadi yang seperti itu, mohon diperhatikan,” katanya saat rapat kerja bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Ia merasa kagum bahwa bantuan dari masyarakat Indonesia senilai Rp 10 miliar lebih terdengar dibandingkan kinerja pemerintah.
Menurutnya, kurangnya informasi menyebabkan upaya pemerintah dalam mendistribusikan bantuan yang bernilai triliunan rupiah tidak terlihat oleh masyarakat.
Oleh karena itu, dalam rapat kerja bersama Kementerian Komdigi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/12), ia mengharapkan Komdigi mampu memperkuat strategi komunikasi publik agar aktivitas pemerintah tidak terabaikan oleh kampanye donasi yang dijalankan pihak luar.
“Ke depan Kementerian Komdigi ini memahami dengan jelas isu-isu penting nasional dan membantu pemerintah menyebarkan serta memperkuat informasi, sehingga tidak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini merasa paling hebat di Aceh, Sumatra, dan daerah lainnya,” tambahnya. ***











