PARLEMENTARIA.ID – Anggaran reses anggota DPRD Belu mengalami peningkatan yang signifikan pada reses III dalam sidang III tahun 2025 ini. Reses III DPRD Belu telah berlangsung sejak pertengahan hingga akhir Oktober 2025 bulan lalu.
Anggaran reses III DPRD Belu meningkat menjadi total Rp2,4 miliar dari sebelumnya Rp1,5 miliar lebih, dengan besaran dana per anggota naik dari Rp53 juta menjadi Rp80 juta untuk 30 anggota.
Ketua Sekretariat DPRD Belu, Silvia Amaral yang dimintai konfirmasi beberapa waktu lalu menyatakan bahwa reses III DPRD Belu telah dilaksanakan mulai tanggal 17 hingga 22 Oktober 2025.
Anggaran reses jelas Silvia untuk setiap anggota DPRD Belu sebesar Rp70 juta dan setelah dipotong pajak hanya menerima Rp58 juta.
“(Reses) 17-22 Oktober dan (anggaran) 70 potong pajak 58,” ujar Sekwan melalui pesan WhatsAppnya, kemudian menyarankan media ini untuk mengkonfirmasi langsung kepada Ketua DPRD Belu.
Sementara itu, Ketua DPRD Belu, Theodorus Manehitu Djuang yang diwawancarai terpisah di ruang kerjanya enggan memberikan komentar mengenai pelaksanaan reses.
Febby Djuang, panggilan akrabnya, meminta awak media ini untuk melakukan wawancara langsung dengan Ketua Komisi I DPRD Belu, Edmundus Nuak, yang juga berada di ruangannya.
Kepada Pikiran Rakyat NTT, Ketua Komisi I DPRD Belu menyampaikan bahwa 30 anggota DPRD Belu telah melaksanakan reses III pada bulan Oktober 2025 lalu.
Mundus Tita, yang akrab dipanggil Tita, mengakui anggaran reses III DPRD Belu meningkat karena sebelumnya anggaran reses lebih kecil dibandingkan dengan anggaran reses DPRD lainnya di NTT.
“Dulu kami (reses DPRD Belu) 24 (Rp24 juta), baru-baru ini naik menjadi 48 (Rp48 juta) ditambah tunjangan Rp5 juta, sehingga totalnya Rp53 juta. Reses Dewan di NTT ini yang paling kecil adalah Belu. Untuk reses III ini termasuk tunjangan sebesar Rp80 juta,” kata Mundus Tita, Rabu 12 November 2025.
Menurutnya, dana sebesar Rp80 juta digunakan oleh setiap anggota DPRD Belu untuk melaksanakan reses di 6 (enam) lokasi atau bertemu dengan 1.320 pemilih di daerah pemilihan masing-masing.
Dari enam titik pertemuan, jelas bahwa politisi dari Fraksi NasDem tersebut menyatakan bahwa anggaran digunakan untuk pembelian kebutuhan pokok dan juga dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada warga konstituen yang hadir.
“Rp80 juta untuk 6 titik, jumlah peserta masyarakat yang hadir di setiap titik paling sedikit kalau di tempat saya ada sekitar 200 orang. Dalam pertemuan tersebut kami berikan bantuan sembako dan dukungan bagi para petani. Namun ini masih kurang, karena uang reses yang kita hemat hanya bisa mencapai maksimal Rp10 juta. Jadi seluruh uangnya dialokasikan kepada masyarakat,” katanya.
Selain itu, tambah Mundus Tita, dana sebesar Rp80 juta juga digunakan untuk menyewa tenda jadi, kursi, sistem suara, camilan, dan makanan.
Mengenai informasi adanya anggota Dewan yang tidak melakukan reses atau reses palsu, Mundus Tita mengakui tidak mengetahui hal tersebut karena setiap anggota Dewan masing-masing melaksanakan reses di Dapil asalnya. ***











