Warga Cerme Mengeluhkan Keterlambatan Sambungan Air Bersih Selama 1,5 Tahun
PARLEMENTARIA.ID – Warga di perumahan kawasan Cerme, Gresik, mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses air bersih. Meski sebagian dari 246 unit rumah sudah dihuni selama 1,5 tahun, mereka masih belum menerima sambungan air yang dijanjikan saat pembelian. Hal ini memicu keluhan serius dan kekecewaan terhadap pengembang yang dinilai tidak menjalankan komitmen.
“Seharusnya saat menerima kunci, sambungan air bersih sudah terpasang. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ujar M. Lukman Hakim, perwakilan warga yang menyampaikan aduan langsung kepada DPRD Gresik.
Kondisi ini memaksa warga untuk membeli air tangki guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biaya tambahan ini menambah beban hidup yang sudah berat. “Fasilitas vital seperti air bersih seharusnya menjadi bagian dari komitmen pengembang,” tambah Lukman.
DPRD Gresik Berkomitmen Atasi Masalah Ini
Ketua DPRD Gresik, Muhammad Syahrul Munir, menyatakan prihatin atas masalah yang dialami warga. Ia mengklaim telah melakukan konfirmasi dengan Direktur Utama Perumda Giri Tirta, dan hasilnya menunjukkan bahwa pengembang belum mengajukan permohonan terkait sambungan jaringan air bersih.
“Saya sudah cek ke Dirut Giri Tirta, dan memang belum ada pengajuan sama sekali dari pengembang terkait sambungan jaringan air bersih. Ini sangat disayangkan,” kata Syahrul.
Ia menegaskan bahwa DPRD akan segera mengambil tindakan dengan memanggil pihak pengembang bersama OPD terkait untuk meminta klarifikasi dan memastikan masalah ini segera tuntas. “Masalah ini harus segera dituntaskan oleh pengembang agar warga tidak terus dirugikan,” imbuhnya.
Kritik Terhadap Pengembang dan Tuntutan Penegakan Regulasi
Syahrul juga menyoroti pentingnya penegakan regulasi terkait perumahan. Ia meminta OPD yang menangani regulasi dan perizinan perumahan untuk memperketat pengawasan terhadap para pengembang di masa mendatang.
“Pengawasan yang ketat bertujuan agar semua kebutuhan vital penghuni, termasuk sambungan air bersih, dipenuhi sesuai janji saat pembelian,” ujarnya.
Kebijakan ini diharapkan bisa mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Warga juga berharap agar pemerintah daerah lebih proaktif dalam menindaklanjuti keluhan yang disampaikan.
Dampak Ekonomi dan Kehidupan Harian
Selain masalah infrastruktur, kekurangan akses air bersih juga memberi dampak ekonomi yang signifikan. Warga terpaksa mengeluarkan dana tambahan untuk membeli air tangki, yang tentu saja tidak sebanding dengan biaya hidup yang sudah tinggi.
“Biaya tambahan ini menambah beban hidup yang sudah berat,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Perlu diketahui, perumahan tersebut dibangun oleh pengembang yang diharapkan dapat memberikan fasilitas lengkap bagi penghuninya. Namun, hingga kini, janji-janji yang disampaikan tidak terwujud.
Solusi yang Diusulkan
Untuk mengatasi masalah ini, DPRD Gresik berencana melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Tujuannya adalah memastikan bahwa pengembang segera menyelesaikan sambungan air bersih sesuai dengan perjanjian awal.
Selain itu, pihak DPRD juga akan memantau proses pemasangan jaringan air bersih secara berkala. Dengan demikian, warga dapat merasa aman dan yakin bahwa hak-hak mereka akan dijamin. ***






