Pertamina Resmikan RFCC RDMP Balikpapan, Langkah Menuju Swasembada Energi di Hari Pahlawan

PEMERINTAHAN54 Dilihat

PARLEMENTARIA.ID – Perayaan Hari Pahlawan 10 November 2025 menjadi momen penting bagi Pertamina dalam mendukung kemandirian energi nasional, yang ditandai dengan dimulainya operasi sebagai bagian dari tahapan pengoperasian utama unit pengolahan atau Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex hasil Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Unit RFCC adalah unit utama di kilang yang menjadi inti dari modernisasi kilang, yang akan menghasilkan bahan bakar dengan standar setara Euro V serta meningkatkan efisiensi dan nilai ekonomi Kilang Balikpapan.

Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui perusahaan anaknya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).

Dengan besaran investasi mencapai 7,4 miliar dolar AS atau sekitar 120 triliun rupiah, proyek ini menjadi modernisasi kilang terbesar di Indonesia dan salah satu proyek energi paling penting di Asia Tenggara.

Proyek strategis yang bertujuan untuk merevitalisasi kilang dalam negeri ini selaras dengan Asta Cita pemerintah, khususnya dalam memperkuat hilirisasi energi dan kemandirian industri migas nasional, meningkatkan nilai tambah sumber daya lokal, serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan energi negara.

Proyek RDMP Balikpapan telah menyelesaikan beberapa tahap penting, yaitu keberhasilan uji coba kapasitas Unit Penyulingan yang meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari, pelaksanaan commissioning sarana tambat Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 DWT untuk kapal jenis Very Large Crude Carrier (VLCC), penyelesaian pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah baru masing-masing berkapasitas 1 juta barel di Lawe-lawe, serta keberhasilan operasi unit pemurnian LPG dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 43 ribu ton per tahun.

Hari ini akan dilakukan pengujian awal Unit RFCC Complex. Untuk memastikan kelancaran prosesnya, kami mengadakan acara doa bersama agar setiap tahapan yang akan dijalani berjalan dengan aman dan lancar,” ujar Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Selasa (11/11).

Acara doa bersama ini diikuti oleh Komisaris Independen PT Pertamina (Persero), Komisaris Independen PT KPI, jajaran direksi PT KPI, jajaran komisaris dan direksi PT KPB, tim manajemen, serta karyawan yang bekerja di sekitar Kilang Balikpapan.

Sebagai wujud kepedulian dan rasa terima kasih atas pencapaian tersebut, perusahaan memberikan bantuan kepada 11 penerima, yang terdiri dari 5 tempat ibadah dari 5 agama, 2 kelompok penyandang disabilitas, 2 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU), serta Lembaga Veteran.

Milla menyatakan bahwa terlaksananya proyek RDMP tidak lepas dari bantuan pemerintah. “Pemerintah memberikan dukungan penuh dalam menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan dengan menetapkannya sebagai Proyek Strategis Nasional, guna mendukung swasembada energi nasional, memperkuat pengembangan industri, serta memastikan Pertamina menjadi tulang punggung perubahan energi Indonesia menuju kemandirian dan keberlanjutan,” katanya.

Milla menambahkan, Proyek RDMP Balikpapan merupakan langkah untuk meningkatkan kapasitas kilang dari 260.000 menjadi 360.000 barel per hari, serta akan menghasilkan peningkatan produksi bensin, solar, avtur, dan LPG yang seluruhnya memenuhi standar emisi setara Euro V.

“Proyek RDMP nantinya diharapkan mampu menambah kapasitas produksi sebesar 336 ribu ton LPG setiap tahun, menjadikan kilang Balikpapan sebagai pusat utama dalam program transisi energi bersih di Indonesia,” ujar Milla.

Dari sisi ekonomi, RDMP Balikpapan akan memberikan pengaruh besar terhadap kemandirian energi negara, dengan penghematan impor bahan bakar minyak hingga Rp68 triliun setiap tahun dan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar Rp514 triliun. Proyek ini juga memiliki tingkat kandungan dalam negeri di atas 35%, serta telah menyerap lebih dari 24.000 pekerja pada masa puncak pembangunan.

“Selain memperkuat fondasi ekonomi negara, proyek ini memberikan dampak sosial yang baik melalui pengembangan infrastruktur lokal, pemberdayaan masyarakat, serta program CSR dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan,” ujar Milla. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *