PARLEMENTARIA.ID – Kondisi jalan poros Samuda di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi sorotan utama dari anggota DPRD Kalimantan Tengah. Kerusakan yang terjadi menunjukkan ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di wilayah tersebut. Jalan sepanjang 10 kilometer ini memegang peran penting dalam mobilitas masyarakat, khususnya para petani yang mengandalkan jalur ini untuk mengangkut hasil panen.
Dampak pada Sektor Pertanian
Kerusakan jalan tidak hanya menyulitkan akses, tetapi juga berdampak langsung pada perekonomian petani. Akibat kondisi jalan yang tidak layak, petani terpaksa menggunakan klotok sebagai alat transportasi, yang meningkatkan biaya pengangkutan hingga Rp25 ribu per karung. Hal ini secara signifikan mengurangi pendapatan mereka dan memperparah kesulitan ekonomi yang sudah ada.
Penyebab Ketidakmerataan Pembangunan
Anggota Komisi II DPRD Kalteng, Sutik, menyampaikan bahwa ketimpangan pembangunan terlihat jelas dari kurangnya perhatian terhadap infrastruktur dasar di kawasan pertanian. Meskipun pemerintah pusat telah memberikan bantuan alat pertanian modern, kebijakan ini tidak diimbangi dengan perbaikan infrastruktur oleh pemerintah daerah. Tanpa akses jalan yang memadai, bantuan tersebut tidak akan memberikan dampak maksimal.
Tuntutan Pemerintah Daerah
Sutik menilai bahwa rencana pembangunan jalan pada tahun 2027 terlalu lambat dan cakupannya terbatas. Ia menekankan perlunya tindakan nyata dari pemerintah kabupaten dan provinsi untuk segera menangani kerusakan jalan tersebut. Akses jalan, menurutnya, adalah bagian dari pelayanan dasar publik yang harus diperhatikan.
Pentingnya Perbaikan Infrastruktur
Perbaikan infrastruktur jalan bukan hanya tentang memperbaiki akses, tetapi juga tentang memberikan kesempatan ekonomi yang sama bagi warga pedesaan. Dalam aspirasi masyarakat selama reses, kebutuhan infrastruktur dasar masih menjadi keluhan terbesar. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Masa Depan Wilayah Penghasil Pangan
Wilayah seperti Samuda, yang menjadi penghasil pangan, tidak boleh terus-menerus dianaktirikan. Sutik menegaskan bahwa ketimpangan pembangunan harus segera diakhiri. Dengan perbaikan infrastruktur, masyarakat setempat dapat memiliki akses yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam menangani masalah infrastruktur. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi juga menjadi faktor penting dalam menentukan prioritas pembangunan. Dengan langkah-langkah yang tepat, kondisi jalan poros Samuda dapat segera diperbaiki dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat setempat.






