PARLEMENTARIA.ID – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi melakukan inspeksi mendadak ke sebuah unit penyedia makanan bergizi gratis (MBG) di wilayah Tukangkayu. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk mengevaluasi kelayakan dan prosedur pengelolaan makanan yang diberikan kepada siswa MAN 1 Banyuwangi.
Kegiatan Sidak yang Tidak Memenuhi Harapan
Kunjungan ini dilakukan setelah puluhan siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG. Namun, hasil sidak justru menimbulkan kekecewaan. Para anggota komisi tidak bisa bertemu langsung dengan kepala SPPG dan dilarang memasuki area dapur karena sedang dalam proses produksi.
“Kami kecewa dengan perlakuan pengelola SPPG. Kepala dapur tidak menemui kami, sehingga kami tidak bisa mengecek secara keseluruhan,” ujar Patemo, Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi.
Masalah Sanitasi yang Sudah Diketahui
Menurut informasi dari Dinas Kesehatan Banyuwangi, SPPG Tukangkayu sebelumnya pernah dinilai kurang memenuhi standar sanitasi. Beberapa catatan seperti ventilasi yang terbuka dan tidak adanya wastafel khusus menjadi perhatian. Namun, karena tidak diperbolehkan masuk ke area dapur, para wakil rakyat tidak bisa memastikan apakah perbaikan sudah dilakukan atau belum.
Evaluasi Terhadap Program MBG
Meski program MBG dianggap positif, Patemo menekankan pentingnya evaluasi teknis, terutama pada proses produksi dan pendistribusian makanan. Ia menyoroti bahwa makanan siap saji memiliki risiko lebih tinggi jika standar higienitas dan distribusi tidak diterapkan dengan benar.
“Programnya bagus, hanya teknisnya yang harus dibenahi. SPPG jangan sampai produksi jalan kalau dinyatakan belum laik. Buat apa program bagus, kalau pada akhirnya membuat anak-anak sakit,” tegasnya.
Penyebab Keracunan Masih Dalam Pemeriksaan
Sampel makanan yang dikonsumsi siswa masih dalam pemeriksaan laboratorium. Tim dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) telah melakukan surveilens dan pengambilan sampel untuk dianalisis.
“Jadi, kita menunggu hasil laboratorium terlebih dahulu,” kata Patemo.
Reaksi dari Masyarakat dan Tokoh
Pengalaman ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan tanggung jawab pengelola SPPG. Selain itu, banyak masyarakat yang khawatir akan kualitas layanan makanan yang disediakan sebagai bagian dari program sosial.
Para siswa yang terkena dampak keracunan mengalami gejala seperti diare, demam, mual, dan nyeri perut. Gejala ini muncul setelah mereka mengonsumsi MBG pada Rabu (22/10/2025) dan berlanjut hingga Kamis (23/10/2025).
Langkah Lanjutan yang Diambil
Komisi IV DPRD Banyuwangi akan terus memantau perkembangan kasus ini dan meminta klarifikasi lebih lanjut dari pihak terkait. Mereka juga berharap agar pengelola SPPG dapat segera memperbaiki segala kekurangan yang ada agar tidak terjadi hal serupa di masa depan.





