PARLEMENTARIA.ID – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono mengkritik kebijakan pembatasan jumlah pengunjung di Candi Borobudur, Jawa Tengah, yang dianggapnya memberikan dampak buruk terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
Menurutnya, kebijakan pembatasan jumlah pengunjung hingga 1.200 orang per hari, baik wisatawan lokal maupun asing, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam jumlah pengunjung dan melemahkan aktivitas ekonomi, terutama bagi pelaku UMKM di kawasan Borobudur.
“Sekitar 80 persen pengunjung yang datang ke Jawa Tengah berkeinginan mengunjungi Borobudur. Batasan ini menyebabkan banyak warga kesulitan dalam melakukan perjalanan wisata,” katanya.
Bambang menyampaikan kekhawatiran terkait dampak kebijakan tersebut terhadap penurunan jumlah wisatawan. Ia juga mengapresiasi tindakan cepat Kementerian Kebudayaan di bawah kepemimpinan Menteri Fadli Zon yang telah meningkatkan batas kunjungan menjadi 4.000 pengunjung per hari, serta sedang mengajukan peningkatan hingga 5.000 orang, dengan harapan dapat kembali mencapai 10.000 pengunjung per hari seperti sebelum pandemi.
Bambang menganggap Candi Borobudur memiliki daya tampung yang jauh lebih besar dibandingkan pembatasan yang saat ini diberlakukan, bahkan jika dibandingkan dengan situs budaya dunia lain di Vietnam, Thailand, atau Malaysia yang tidak menerapkan pembatasan kunjungan yang ketat.
Selain itu, ia menekankan bahwa pengembangan desa wisata di sekitar Borobudur merupakan bagian dari sistem pariwisata yang berkelanjutan.
Menurutnya, kampanye yang kuat dari pemerintah dan industri perhotelan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke desa wisata, sehingga memperbaiki kesejahteraan masyarakat setempat.
“Jika promosi dilakukan dengan baik, wisatawan tidak hanya datang ke Borobudur, tetapi juga ke desa-desa pariwisata di sekitarnya. Hal ini akan menciptakan peluang ekonomi baru bagi penduduk,” ujar Bambang. ***









