PARLEMENTARIA.ID – Tarif angkutan umum TransJakarta telah berlangsung selama 20 tahun terakhir dengan harga yang tetap di angka Rp 3.500. Hal ini menarik perhatian dari berbagai pihak, termasuk Komisi B DPRD DKI Jakarta. Ketua Komisi B, Nova Harivan Paloh, menyatakan bahwa kenaikan tarif tersebut diperlukan mengingat perkembangan koridor dan peningkatan biaya operasional.
Subsidi yang Diberikan Pemprov DKI
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi besar untuk transportasi umum, termasuk TransJakarta. Anggaran subsidi mencapai hingga Rp 4,2 triliun per tahun. Selain itu, subsidi juga diberikan untuk moda transportasi lain seperti MRT dan LRT. Nova menjelaskan bahwa alokasi terbesar dari subsidi tersebut digunakan untuk TransJakarta.
Pertimbangan Kenaikan Tarif
Nova menyampaikan bahwa kenaikan tarif TransJakarta dalam kisaran Rp 5.000 per orang dinilai masih wajar. Ia menilai bahwa biaya operasional dan pengembangan jaringan sudah cukup besar, sehingga kenaikan tarif menjadi hal yang logis. Ia juga menyoroti bahwa harga bensin yang saat ini mencapai Rp 13 ribu per liter membuat biaya operasional semakin meningkat.
Subsidi Silang untuk Golongan Tertentu
Komisi B DPRD DKI juga mempertimbangkan adanya subsidi silang untuk 15 golongan masyarakat yang mendapat fasilitas gratis menggunakan TransJakarta. Nova menegaskan bahwa kebijakan ini bisa menjadi solusi dalam menghadapi kenaikan tarif. Ia menyatakan bahwa dengan kenaikan tarif, subsidi silang tetap bisa dipertahankan tanpa memberatkan masyarakat secara keseluruhan.
Penjelasan Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa pihaknya akan menampung masukan dari masyarakat terkait rencana kenaikan tarif TransJakarta. Ia menyebut bahwa sejauh ini, rata-rata saran yang masuk berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per penumpang. Namun, ia menekankan bahwa keputusan akhir akan didasarkan pada kemampuan masyarakat.
Perkembangan Tarif TransJakarta Sebelumnya
Sebagai informasi, tarif TransJakarta terakhir kali naik pada tahun 2005, ketika tarif naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.500 per penumpang. Sejak saat itu, tarif tidak pernah berubah meskipun jumlah koridor dan permintaan pengguna meningkat.
Reaksi Masyarakat Terhadap Rencana Kenaikan Tarif
Masyarakat memiliki berbagai pandangan tentang rencana kenaikan tarif TransJakarta. Beberapa merasa bahwa kenaikan tersebut wajar karena biaya operasional yang meningkat. Sementara itu, ada juga yang khawatir akan memberatkan masyarakat yang memiliki pendapatan rendah. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang seimbang agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat luas.
Kesiapan Pemprov DKI dalam Menghadapi Perubahan
Pemprov DKI Jakarta akan terus memantau situasi dan melakukan evaluasi terkait kenaikan tarif. Tujuannya adalah agar layanan transportasi umum tetap dapat diakses oleh semua kalangan, baik masyarakat menengah ke bawah maupun atas. Dengan demikian, kebijakan yang diambil harus berimbang antara keberlanjutan operasional dan kebutuhan masyarakat.






