Harga pupuk turun, DPRD Jatim minta pemerintah awasi kios nakal

Pemerintah Daerah Perketat Pengawasan Harga Pupuk Bersubsidi

Pengawasan terhadap harga pupuk bersubsidi menjadi fokus utama pemerintah daerah Jawa Timur, setelah kebijakan penurunan harga HET (Harga Eceran Tertinggi) sebesar 20 persen diumumkan. Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Khusnul Khuluk, menyoroti pentingnya pengawasan ketat untuk memastikan harga pupuk tidak melampaui batas yang ditetapkan, mengingat adanya kemungkinan oknum kios nakal menjual dengan harga lebih tinggi.

Meningkatkan Keamanan Ekonomi Petani

Khusnul menekankan bahwa penurunan harga pupuk bersubsidi merupakan kabar baik bagi petani, terutama menjelang musim tanam akhir tahun. Namun, kebijakan ini bisa gagal mencapai sasaran jika tidak diiringi dengan pengawasan yang ketat. Ia menilai bahwa pemerintah harus memastikan distribusi pupuk merata dan tidak terjadi kelangkaan atau manipulasi harga.

  • Pemantauan Distribusi: Dinas terkait diminta aktif memantau distribusi pupuk agar tersedia secara merata di seluruh wilayah.
  • Pencegahan Manipulasi Harga: Pemerintah perlu memperkuat pengawasan lapangan untuk mencegah praktik jual beli di atas harga resmi.
  • Perhatian pada Petani Hortikultura: Meskipun petani tebu telah mendapatkan distribusi yang baik, petani hortikultura masih menunggu penyesuaian harga yang sesuai.

Menjaga Kepuasan Petani

Legislator Fraksi PKS dari daerah pemilihan Lumajang–Jember tersebut berharap penurunan HET pupuk bersubsidi menjadi momentum untuk memperbaiki sistem distribusi dan menertibkan praktik jual beli di luar aturan. Hal ini bertujuan agar kebijakan pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh petani di seluruh Jawa Timur.

Respons dari Pihak Terkait

Beberapa pihak seperti Bupati Jember dan DKPP (Dewan Keterwakilan Pemuda) Bojonegoro juga memberikan respons serupa, menekankan pentingnya pengawasan langsung di lapangan. Selain itu, akademisi dan organisasi petani turut mengimbau agar semua pihak terlibat dalam memastikan kebijakan ini berjalan efektif.

  • Pemkab Probolinggo memastikan distribusi pupuk sesuai HET.
  • DKPP Pamekasan menggerakkan penyuluh untuk sosialisasi penurunan harga pupuk.
  • DKPP Ngawi mengimbau kios menjual pupuk subsidi sesuai ketentuan baru.

Tantangan dan Solusi

Meski kebijakan penurunan harga pupuk bersubsidi dianggap positif, tantangan seperti kecurangan harga dan distribusi yang tidak merata tetap menjadi perhatian. Untuk itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pengawasan, dan masyarakat luas agar kebijakan ini benar-benar bermanfaat.

  • Peningkatan Koordinasi: Pemerintah daerah dan pusat perlu bekerja sama untuk memastikan kebijakan berjalan lancar.
  • Edukasi Petani: Petani perlu diberikan informasi tentang hak-hak mereka terkait harga pupuk.
  • Penegakan Hukum: Pelaku penyalahgunaan harga harus ditindak tegas untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Dengan langkah-langkah ini, harapan besar diarahkan agar penurunan harga pupuk bersubsidi dapat memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani di Jawa Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *