PARLEMENTARIA.ID – Di tengah Padang Pariaman dan wilayah Sumatera yang porak-poranda akibat banjir dan tanah longsor, sejumlah anggota Komisi I dan IV DPRD setempat justru memilih berangkat kunjungan kerja (kunker) ke Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (2/12).
Keputusan itu memicu gelombang kritik, termasuk dari pejabat Sleman yang menerima rombongan tersebut.
Kepala Sekretariat Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman, Agung Armawanta, yang menyambut rombongan tersebut, menyatakan bahwa jika menghadapi situasi serupa, dirinya tidak akan melakukan perjalanan dinas.
“Mari memahami ayat Tuhan ini. Pakai hati itu kadang-kadang diingatkan,” ujarnya, dikutip dari Radar Jogja, Rabu (3/12).
Agung bahkan memberikan contoh pengalaman pribadinya saat pernah dijadwalkan tugas ke Manado, namun Sleman sedang menghadapi unjuk rasa.
“Saya putuskan tidak berangkat. Kalaupun harus nombok tiket, cuma satu lah kira-kira. Sebagai leader, tidak berangkat,” katanya, memberi sindiran halus namun tegas terhadap pilihan DPRD Padang Pariaman.
Kunker tersebut diketahui bertujuan mempelajari penanganan Dinas Sosial, urusan P3K, hingga bidang pariwisata. Namun, keberangkatan mereka dinilai ironi, mengingat bencana di Padang Pariaman masih berlangsung dan ribuan warga sangat membutuhkan perhatian pemerintah daerah.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Padang Pariaman, Afredison, beralasan kunjungan itu tak bisa dibatalkan karena sudah terjadwal.
“Tidak mungkin juga dibatalkan, karena ini sudah terjadwal dan tidak enak juga kami sudah masuk surat,” katanya seusai agenda kunker.
Ia menyampaikan, setidaknya tiga hingga empat wilayah kecamatan di Padang Pariaman mengalami dampak berat akibat banjir bandang, mulai dari jembatan yang rusak hingga ribuan penduduk terkena dampaknya. Namun Afredison menegaskan bahwa BPBD, pemerintah daerah, serta pihak pusat telah turun tangan dalam penanganan masalah tersebut. ***





