Dilaporkan, ketinggian air mencapai 1,5 meter. Akibatnya, rumah dan lahan pertanian warga terendam serta tertutup oleh lumpur. Beberapa hewan ternak hilang tersapu arus.
Ketua RW setempat, Rustaman (53), menyampaikan bahwa banjir bandang menyebabkan lima rumah mengalami kerusakan parah. Salah satunya bahkan roboh dan terbawa arus. Sembilan ekor domba milik warga juga hilang, tersapu oleh air banjir. Selanjutnya, lahan persawahan warga yang siap dipanen kini tertutup material tanah dan batu.
“Yang terakhir kali kejadian banjir terjadi sekitar tahun 2013, tapi tidak separah sekarang. Banjir saat ini sampai menghanyutkan batu dan menutupi persawahan warga. Kondisi saat kejadian sangat menegangkan. Lima rumah terkena dampak sangat berat, sudah tidak bisa ditempati lagi,” ujar Rustaman, saat diwawancarai di lokasi, Senin 29 Desember 2025.
Menurutnya, saat ini dirinya sedang melakukan pendataan terhadap kebutuhan warga yang terkena dampak. Pasalnya, rumah-rumah yang terendam banjir dan lumpur tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya, baik itu perabot rumah tangga maupun pakaian. “Saya juga sedang mendata anak-anak sekolah terlebih dahulu, karena seragam mereka ada yang terkena banjir. Semoga pemerintah memberikan perhatian kepada warga yang terdampak,” katanya.
Terparah
Kepala Desa Cimerang, Nyanyang Rismana menyampaikan, hingga saat ini terdapat 5 rumah yang ditempati oleh 5 keluarga mengalami kerusakan berat. Salah satunya terbawa banjir bandang. Selain itu, ada 9 rumah yang dihuni oleh 9 keluarga mengalami kerusakan sedang. Di samping itu, 9 ekor domba hilang, 2,5 hektare lahan persawahan terkena dampak banjir, serta ribuan ikan ternak dalam 5 kolam milik warga juga terbawa arus banjir.
“Ini adalah banjir terburuk di Desa Cimerang. Banjir tersebut membawa material lumpur hingga batu-batu dan kayu berukuran besar. Alhamdulillah dapat ditangani secara bersama-sama. Tidak ada korban jiwa, namun lima keluarga harus mengungsi ke kerabat dan tetangga terdekat karena rumah mereka tidak dapat ditempati lagi,” katanya.
Sampai saat ini, Nyanyang tetap mengawasi perkembangan situasi dan meminta penduduk di Kampung Cipeusing serta warga dari kampung lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama ketika Sungai Cimerang kembali meluap. Ia memprediksi kerugian materi akibat banjir bandang mencapai ratusan juta rupiah.
“Saya juga berharap pemerintah daerah memberikan perhatian kepada warga kami. Semoga Bapak Bupati bersedia berkunjung untuk melihat kondisi warga kami,” katanya. ***







