Dalam kunjungan itu, Yuda didampingi Basri selaku kader PDI Perjuangan Kecamatan Leles, Asep Tardi Sekretaris Desa Salamnunggal, serta Kharisma Dewi pendamping sosial Desa Salamnunggal.
Kondisi rumah yang ditempati Pak Dodo dan Ibu Ucu dinilai sudah sangat tidak layak huni. Dinding bilik bambu pada bagian kamar rusak parah dan sebagian sudah hancur, sementara atap kamar dilaporkan ambruk, sehingga membahayakan keselamatan penghuni rumah.
Yuda Puja Turnawan mengatakan bahwa kondisi tersebut membutuhkan perhatian dan penanganan serius dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun lembaga sosial.
“Sebagai wakil rakyat, saya memiliki kewajiban moral untuk hadir dan berupaya meringankan beban warga yang hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan seperti Pak Dodo dan Ibu Ucu ini,” ujar Yuda.
Ia menjelaskan, selain kondisi rumah yang rusak berat, kondisi ekonomi keluarga tersebut juga sangat terbatas. Pak Dodo diketahui sedang dalam keadaan sakit sehingga tidak bisa bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hanya Ibu Ucu yang mengandalkan penghasilan dari memulung barang rongsokan.
“Setiap hari Ibu Ucu memulung botol plastik, kaleng, besi bekas, dan kardus. Hasilnya dijual ke pengepul yang datang seminggu sekali, dengan penghasilan rata-rata hanya sekitar Rp100 ribu sampai Rp150 ribu per minggu,” kata Yuda.
Menurutnya, penghasilan tersebut jelas tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup layak, apalagi untuk memperbaiki kondisi rumah yang sudah rusak berat.
Dalam kesempatan tersebut, Yuda Puja Turnawan meminta Pemerintah Desa Salamnunggal untuk segera menyusun proposal bantuan yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Garut, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), serta Bank BJB melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.
“Saya minta Pemdes Salamnunggal segera membuat proposal bantuan ke Pemkab Garut, Baznas, dan Bank BJB agar ada solusi konkret untuk perbaikan rumah dan kebutuhan dasar keluarga ini,” ujarnya.
Selain itu, Yuda juga secara khusus meminta pendamping sosial Desa Salamnunggal, Kharisma Dewi, agar mengusulkan Pak Dodo dan Ibu Ucu sebagai penerima program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) ke Kementerian Sosial Republik Indonesia.
“Saya berharap pendamping sosial bisa segera mengusulkan bantuan RST ke Kemensos RI, karena kondisi rumahnya sudah masuk kategori rusak berat dan sangat mendesak untuk ditangani,” ucapnya.
Yuda menegaskan, penanganan persoalan kemiskinan ekstrem harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan berbagai pihak agar bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Kita tidak boleh menutup mata. Negara harus hadir untuk memastikan warganya bisa hidup lebih layak dan bermartabat,” pungkas Yuda.
Kunjungan tersebut diharapkan menjadi langkah awal agar Pak Dodo dan Ibu Ucu Maryati segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan, baik untuk perbaikan rumah maupun pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.***







