PARLEMENTARIA.ID – Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, mengunjungi emak Titi lansia berusia 75 tahun di Kampung Ciela Tonggoh, RW 06, Desa Ciela, Kecamatan Bayongbong, Jumat (26/12). Emak Titi adalah seorang lansia miskin yang hidup sebatang kara.
Dalam kunjungan tersebut, Yudha Puja Turnawan menyerahkan bantuan berupa sembako serta santunan uang tunai kepada Emak Titi yang sehari-hari hidup seorang diri tanpa keluarga dan keturunan.
Kondisi kehidupan Emak Titi yang memprihatinkan menjadi perhatian serius, terutama terkait tempat tinggalnya yang meski berstatus rumah permanen, namun atapnya sudah lapuk dan dipenuhi lubang.
Yudha Puja Turnawan dalam kunjungan ini juga ditemani oleh jajaran Pemerintah Desa Ciela. Diantaranya Kades Ciela Dayat, Ketua BPD Dimiyati, Sekretaris Desa Mustopa, serta Ketua RW 06 Kampung Ciela Tonggoh Abdul Majid.
Rumah Emak Titi yang tidak layak huni sejatinya telah mendapat perhatian Pemerintah Desa. Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2026, Pemerintah Desa Ciela telah mengalokasikan anggaran perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu). Bahkan pada tahun 2025, Desa Ciela secara konsisten mengalokasikan program rutilahu di seluruh 9 RW yang ada, dengan setiap RW memperoleh bantuan.
Langkah tersebut, menurut Yudha, patut diapresiasi. Namun, ia juga menegaskan bahwa jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Garut masih sangat banyak sehingga tidak semuanya dapat ditangani hanya melalui Dana Desa.
” Nah harapan saya selaku anggota DPRD dengan keterbatasan Dana Desa Pemerintahan Kabupaten Garut bisa mengoptimalkan kolaborasi pendanaan baik dari Baznas, dari CSR apalagi sekarang Kita sudah ada forum TJSLP forum CSR semoga Pemkab Garut bisa mengoptimalkan kolaborasi pendanaan untuk membantu warga-warga miskin terutama untuk membantu perbaikan rumah tidak layak huninya di Kabupaten Garut,” ujarnya.
Selain itu, Yudha Puja Turnawan juga berharap Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Garut dapat turut mengalokasikan anggaran, mengingat keterbatasan Dana Desa dalam menjangkau seluruh warga yang membutuhkan.
” Semoga ada asesmen juga dari Kementerian Sosial kenapa karena berdasarkan keterangan Kepala Desa, Emak Titi ini walau tinggal seorang diri tapi di kategorikan menengah keatas padahal kondisinya cukup menghawatirkan dan untuk makan saja Emak Titi di bantu tetangganya tentu ini harus ada perbaikan bersama-sama, dan ikhtiar berkaitan dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional,” ujarnya.
Ia menilai adanya ketidaksesuaian data sosial ekonomi yang berdampak pada tidak optimalnya bantuan sosial bagi lansia dhuafa.
” Karena tidak mungkin dengan kondisi sebatang kara tinggal sendiri dan miskin ini di kategorikan desil 6, 10 dan dari Pemerintahan Desa sudah mengusulkan penurunan Desil oleh operator SIkS-NG dan harapan saja pemerintah pusat bisa mempermudah dan menyederhanakan perbaikan DTSEN karena kasian penomena ini bukan hanya di Desa Ciela tapi di berbagai Desa di Kabupaten Garut begitu banyak lansia dhuafa yang dikategorikan desil 6,10 dalam DTSEN,” jelasnya.
Melalui kunjungan ini, Yudha Puja Turnawan mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk memperkuat solidaritas sosial. “Ayo kita bahu membahu membantu warga Garut yang membutuhkan,” ujar Yudha. ***







