PARLEMENTARIA.ID – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, mengajak pemuda untuk memanfaatkan Hari Pahlawan sebagai kesempatan untuk menjaga semangat keberanian, perjuangan, idealisme, serta sikap peduli terhadap rakyat.
Menurutnya, peristiwa 10 November di Surabaya membuktikan bahwa semangat dan tekad yang kuat mampu mengalahkan penguasaan dari kekuatan yang jauh lebih besar.
“Semangat perjuangan dan idealisme mampu mengatasi dominasi kekuasaan,” kata Deni saat dihubungi, Senin (10/11/2025).
Seorang politisi dari PDI Perjuangan mengungkapkan, perjuangan Bung Karno dan Bung Tomo tidak hanya terbatas pada strategi militer dan pertempuran, tetapi juga didasari keyakinan bahwa martabat bangsa tidak boleh dikompromikan. Pertempuran Surabaya menjadi simbol perjuangan rakyat yang ingin hidup bebas melawan kekuatan kolonial yang berusaha mempertahankan dominasi mereka.
“Bung Karno memperjuangkan kemerdekaan, Bung Tomo berjuang melawan Inggris demi menjaga kemerdekaan. Perjuangan yang penuh semangat, tekad, dan ideologi, melawan kekuasaan yang menindas seperti David menghadapi Goliath,” lanjut mantan Presiden BEM FISIP Universitas Airlangga Surabaya ini.
Menurut Deni, makna perjuangan tidak berakhir di masa lalu. Tantangan saat ini mungkin bukan lagi bentuk pendudukan fisik, melainkan tekanan struktural yang timbul dari ketidakseimbangan ekonomi, politik, akses kesejahteraan, dan kekuasaan yang cenderung memihak.
“Kekuasaan dapat muncul dalam berbagai wujud. Bisa berupa penguasaan terhadap sumber daya, dominasi ekonomi, atau pengurangan ruang demokrasi,” ujar Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini.
Untuk membuktikan bahwa semangat perubahan masih penting, Deni mengacu pada tokoh Zohran Mamdani, seorang politisi muda di New York. Lahir dari komunitas minoritas dan tanpa dukungan dana besar, Zohran Mamdani terpilih sebagai Wali Kota New York berkat gerakan yang dimulai dari bawah dan hubungan dekat dengan warga biasa.
“Zohran Mamdani menunjukkan bahwa politik yang memihak rakyat mampu meraih kemenangan. Ia hadir di jalan, mendengarkan, lalu bertindak bersama basis komunitas,” kata dia.
Menurut Deni, kemenangan Zohran Mamdani menunjukkan bahwa keberanian politik bisa muncul dari lingkungan paling sederhana, bukan dari kalangan elit. Deni menekankan bahwa pemuda Surabaya dan Jawa Timur memiliki kemampuan yang setara selama mereka tidak kehilangan idealisme dan semangat perjuangan.
“Melawan kekuatan yang menguasai akhirnya berhasil menang,” tegas dia.
Deni berharap pemerintah daerah memberikan ruang yang lebih besar bagi partisipasi pemuda melalui kebijakan, forum dialog, hingga penguatan organisasi kepemudaan. Kebebasan berekspresi, menurutnya, harus tetap dijaga selama disampaikan secara bertanggung jawab.
“Kita membutuhkan generasi muda yang berpikir kritis, tidak mudah menyerah, memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat serta melakukan perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan. Itu inti dari perjuangan,” tegas Deni.
Deni menekankan bahwa makna perayaan Hari Pahlawan tidak terletak pada pelaksanaan upacara, tetapi bagaimana nilai keberanian itu muncul dalam tindakan sehari-hari. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda tidak hanya merasa bangga terhadap sejarah, tetapi juga ikut menulis babak perjuangan berikutnya.
“Jangan berhenti pada kisah dan kenangan. Hari Pahlawan merupakan ajakan untuk bergerak,” tutup Deni.(*)
