SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, memberikan penjelasan mendalam tentang arah dan capaian pembangunan ekonomi di wilayah tersebut dalam acara 2nd International Conference on Economics, Business, Entrepreneurship, Management, and Accounting (ICEBEMA) 2025. Acara ini berlangsung di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya.
Posisi Strategis Jawa Timur sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Emil menekankan bahwa keberadaan infrastruktur yang lengkap menjadikan Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia. Pelabuhan internasional, bandara, jaringan tol, serta kawasan industri yang saling terhubung membentuk sebuah sistem ekonomi yang kuat dan dinamis.
“Jawa Timur memiliki daya saing tinggi karena infrastrukturnya terintegrasi dengan baik. Semua komponen ini menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Emil.
Peran Pelabuhan Tanjung Perak dalam Rantai Pasok Nasional
Salah satu contoh penting adalah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yang memainkan peran vital dalam rantai pasok nasional. Pelabuhan ini melayani 21 dari 39 rute tol laut Indonesia, artinya hampir 80 persen logistik di 19 provinsi kawasan timur berasal dari Jawa Timur.
“Posisi ini menegaskan peran Jatim sebagai Gateway to the New Archipelago — gerbang baru nusantara dan pusat konektivitas ekonomi nasional,” tambahnya.
Kinerja Makroekonomi dan Investasi yang Positif
Dari sisi makroekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada Triwulan II 2025 mencapai Rp849,3 triliun atas dasar harga berlaku. Kontribusi terbesar datang dari sektor industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan jasa yang tumbuh secara dinamis.
Selain itu, Jawa Timur juga mencatat tren positif dalam investasi. Total investasi yang masuk pada 2024 mencapai Rp147,3 triliun, tumbuh 1,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Emil menilai capaian ini sebagai bukti kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi daerah.
Digitalisasi Tata Kelola Pemerintahan
Dalam paparannya, Emil menyoroti langkah pemerintah provinsi dalam mendorong digitalisasi tata kelola pemerintahan melalui sistem Electronic Transactions in Local Government (ETPD). Sejak diterapkan pada 2018, sistem ini telah meningkatkan transparansi fiskal dan efisiensi layanan publik.
“Transformasi digital bukan sekadar modernisasi layanan, tapi juga upaya mencegah praktik pungli dan korupsi. Misalnya dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor, kini masyarakat tidak lagi bertemu petugas, tetapi langsung menggunakan sistem digital seperti QRIS,” jelas Emil.
Ia menambahkan, digitalisasi keuangan daerah menjadi bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi berbasis data dan teknologi. Langkah ini sekaligus memperkuat akuntabilitas pemerintah daerah di era ekonomi digital.
Konferensi ICEBEMA 2025 sebagai Ruang Kolaborasi Akademik
Rektor Unitomo, Prof. Siti Marwiyah, menyampaikan bahwa konferensi ICEBEMA 2025 menjadi ruang penting bagi akademisi dan praktisi untuk memperkuat jejaring riset internasional.
“Konferensi ini tidak hanya memperluas kerja sama akademik lintas negara, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan kebijakan ekonomi berbasis riset,” ujar Siti.
Ia menambahkan, seluruh artikel hasil konferensi akan diterbitkan di prosiding dan jurnal bereputasi yang terindeks SINTA dan Scopus. Langkah ini diharapkan meningkatkan mutu publikasi ilmiah serta mendukung penguatan ekonomi daerah.
“Melalui forum ini, kita ingin memastikan riset ekonomi berkontribusi langsung terhadap pembangunan berkelanjutan dan peningkatan daya saing nasional,” tutupnya.
