PARLEMENTARIA.ID — Malam minggu di Sei Nam, Teluk Keriting, Kota Tanjungpinang terasa ramai. Sekitar 40 warga Anambas yang bekerja di Tanjungpinang berkumpul, berbincang santai namun serius. Mereka ditemui tiga perwakilan rakyat dari DPRD Kepri: H. Mustamin Bakri, Daeng Amhar, dan Marzuki.
Kunjungan ini bukan hanya sekadar pertemuan untuk saling berjumpa. Para anggota legislatif hadir guna mendengarkan langsung keluhan masyarakat Natuna–Anambas, tanpa batasan apapun, tanpa aturan formal yang ketat.
“Kami dipilih oleh masyarakat Natuna dan Anambas. Oleh karena itu, kami harus berjuang untuk keduanya. Semua memiliki hak yang sama untuk diperhatikan,” kata Mustamin dengan lantang.
Daeng Amhar menanggapi, hubungan antara wakil rakyat dan masyarakat tidak boleh terputus karena jarak.
“Kami perlu mendengarkan secara langsung kebutuhan masyarakat. Kritik dan masukan sangat penting, agar perjuangan kami lebih tepat arahnya,” katanya.
Marzuki juga menekankan arti pentingnya persatuan dalam memimpin pembangunan wilayah paling ujung di Indonesia.
“Kami tidak mampu bekerja sendirian. Masukan dari masyarakat menjadi sumber semangat perjuangan kami,” katanya.
Seorang tokoh masyarakat, Raja Amirullah, turut hadir. Ia mengatakan peristiwa ini layak dicatat.
Pertama kalinya tiga wakil rakyat Natuna–Anambas bertemu langsung dengan masyarakat Anambas di luar daerah. Kami berharap, pertemuan ini dapat terus berlangsung dan lebih terorganisir di masa depan.
Isu-isu penting mulai muncul, seperti wacana pembentukan Provinsi Natuna–Anambas, pengembangan wilayah perbatasan, serta peningkatan kesejahteraan penduduk pesisir.
Perdebatan sengit namun penuh ketegangan terjadi saat membahas rencana pemekaran Natuna dan Anambas menjadi provinsi baru yang berdiri sendiri dari Kepri.
Kunjungan ini diakhiri dengan pesan: aspirasi tidak boleh berhenti di forum ini. Masyarakat siap menyampaikan, anggota legislatif siap memantau.
Kerja sama antara masyarakat di luar daerah dan perwakilan rakyat mulai diperkuat untuk kemajuan Natuna dan Anambas. ***
