PARLEMENTARIA.ID – Untuk mendukung program nasional “Indonesia Emas 2045,” Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widiyatmoko, merancang dan meluncurkan uji coba program MBG “Makan Bergizi Gratis”, yang ditargetkan untuk siswa-siswa sekolah dasar di Surabaya.
Program MBG dimulai di SDN Kedurus I, dengan menyediakan sarapan bernutrisi bagi 258 siswa kelas IV hingga VI, setiap hari selama periode 5-29 November 2024.
Menurut Yona, inisiatif ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto, yang akan dilaksanakan lebih luas pada tahun mendatang.
“Uji coba ini sangat penting agar kita bisa mengidentifikasi tantangan di lapangan dan merumuskan solusi sebelum program dijalankan secara penuh,” jelasnya.
Program MBG untuk Mendukung Gizi dan Fokus Belajar Siswa
SDN Kedurus I dipilih sebagai lokasi uji coba karena berada di area padat penduduk, dengan sebagian besar siswa berasal dari keluarga di mana kedua orang tua bekerja, sehingga banyak yang datang ke sekolah tanpa sarapan.
“Tujuan kami adalah memastikan para siswa mendapat asupan gizi yang baik agar dapat lebih fokus dan semangat dalam belajar,” lanjut Yona.
Setiap paket sarapan pada program MBG bernilai Rp 15 ribu, meliputi nasi, sayur, lauk, buah, serta tambahan susu yang disediakan di luar anggaran utama. Makanan dikemas dalam wadah PET ramah lingkungan sekali pakai, yang disediakan oleh PT Trufindo Asta Mandiri.
Sebagai bagian dari edukasi lingkungan, kemasan bekas ini akan dikumpulkan dan dikelola melalui bank sampah sekolah.
Variasi Menu dan Pengawasan Gizi Harian
Agar tetap menarik bagi siswa, menu MBG bervariasi setiap hari, dengan kandungan gizi yang dipantau agar mencapai 900-1.050 kkal per sajian—sekitar setengah dari kebutuhan harian anak usia 10-12 tahun.
“Kami menyesuaikan jumlah kalori agar siswa tidak terlalu kenyang dan tetap fokus dalam belajar,” ungkap Yona.
Pendekatan ini memungkinkan siswa mendapatkan tambahan kalori melalui makanan yang mereka beli di kantin sekolah atau saat perjalanan pulang.
Pendampingan Psikologis dan Akademis untuk Efektivitas Program
Sebelum pelaksanaan program, setiap siswa menjalani pre-test untuk menilai indeks pendidikan dan kesehatan. Kemudian, mereka akan mengikuti middle-test dan post-test sebagai evaluasi menyeluruh dampak program MBG.
Fakultas Psikologi Universitas Wijaya Putra Surabaya ikut berkontribusi dalam mendampingi perkembangan psikologis siswa, guna memantau kemajuan mereka secara akademis dan mental.
“Jika ada penurunan dalam hasil middle atau post-test, kita akan mengkaji faktor penyebabnya, baik dari lingkungan sekolah, rumah, maupun aspek lainnya,” ujar Yona.
Program MBG ini didanai dari anggaran pribadi Yona, didukung oleh CSR dari perusahaan swasta di Kota Surabaya, serta kerjasama dengan Universitas Wijaya Putra.
Yona berharap program ini bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain di Surabaya dan mendorong generasi muda menuju “Indonesia Emas 2045” yang sehat dan berprestasi. (p)
Respon (1)
Komentar ditutup.