PARLEMENTARIA.ID – Sebanyak delapan partai politik non parlemen di DPRD Kota Surabaya menyatakan dukungan dan mendeklarasikan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji sebagai Calon Wali Kota (Cawali) dan Calon Wakil Wali Kota (Cawawali) Surabaya pada Pilwali 2024.
Kedelapan partai non parlemen yang bergabung tersebut adalah Hanura, Perindo, Garuda, Partai Ummat, Partai Buruh, PBB, dan Gelora, bersama dengan PDIP yang merupakan partai terbesar di parlemen Surabaya.
Juru bicara Partai Non Parlemen sekaligus Ketua DPC Partai Hanura Kota Surabaya, Edy Rahmat, menyatakan bahwa dukungan terhadap Eri-Armuji di Pilwali 2024 didasarkan pada rekam jejak yang dinilai cukup baik dalam memimpin Surabaya.
“Kami mendeklarasikan pasangan Eri-Armuji sebagai Cawali dan Cawawali demi kemajuan kota Surabaya ke depan,” ujar Edy Rahmat kepada media setelah deklarasi di Gedung Wanita Kalibokor Surabaya, Senin (26/08/24).
Edy menjelaskan bahwa meskipun masa kepemimpinan Eri-Armuji tidak sampai lima tahun karena adanya pandemi, dalam waktu 3,5 tahun mereka dinilai berhasil menunjukkan kinerja yang baik di berbagai sektor seperti pembangunan, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
Di bidang kesehatan, Pemerintah Kota Surabaya telah menambah fasilitas pelayanan dengan membangun Rumah Sakit Surabaya Timur dan menyediakan layanan ambulans di setiap kelurahan.
“Jadi, tidak ada alasan bagi partai non parlemen untuk tidak mendukung Eri-Armuji, terutama karena tidak ada kandidat lain yang layak didukung dalam Pilwali Surabaya 2024,” kata Edy Rahmat.
Sementara itu, Eri Cahyadi menegaskan bahwa bagi mereka, semua partai adalah mitra, termasuk partai parlemen yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Bagi kami, tidak ada perbedaan antara partai dengan suara kecil atau besar di DPRD Kota Surabaya. Yang terpenting adalah tujuannya untuk kebaikan masyarakat,” tegas Eri Cahyadi, calon petahana dari PDIP Surabaya.
Eri juga menambahkan bahwa mereka memiliki prinsip untuk bekerja sama dengan semua partai dan seluruh masyarakat Surabaya, karena tidak mungkin bekerja sendirian. “Kita harus bergerak bersama, tanpa membedakan antara partai parlemen dan non parlemen,” pungkasnya. ***