Dari Aset Mati ke PAD Produktif, Surabaya Bentuk Tim Khusus Pemasaran Aset

PEMERINTAHAN7 Dilihat

PARLEMENTARIA.ID – Nilai aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencapai puluhan triliun rupiah. Namun, ironisnya, sebagian besar aset tersebut masih berstatus idle asset alias tidur dan tidak menghasilkan.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widyawati, menegaskan kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Menurutnya, aset mati sama artinya dengan kerugian besar bagi kota.

“Kami tidak ingin lagi aset pemerintah hanya jadi catatan inventaris. Semua harus produktif, Sikdasda adalah jawabannya,” tegas Wiwiek dalam Workshop Wartawan Surabaya di Prigen, Pasuruan, Minggu (24/8/2025).

Sikdasda atau Sistem Informasi dan Pengelolaan Aset Daerah tengah disiapkan Pemkot sebagai terobosan digital. Sistem ini bukan hanya alat administrasi untuk memangkas birokrasi dan mencegah data ganda, tetapi juga akan menjadi etalase digital yang terbuka bagi investor.

Melalui katalog daring, investor dapat langsung melihat detail aset mulai dari lokasi, luas, hingga potensi bisnis tanpa harus berhadapan dengan prosedur berbelit.

“BPKAD sekarang harus berperan seperti tim marketing profesional. Tidak menunggu pengusaha datang, tapi aktif menawarkan aset strategis ke investor,” tandas Wiwiek.

Surabaya menargetkan Rp121 miliar dari pengelolaan aset pada 2025, dari total retribusi daerah Rp486 miliar. Meski kontribusinya masih kecil dibandingkan nilai aset yang dimiliki, Pemkot menyebut langkah ini sebagai fase awal menuju tata kelola agresif.

Tidak hanya menyasar investor besar, Pemkot juga membuka ruang bagi pelaku UMKM. Program pendampingan akan disiapkan agar pengusaha kecil mampu memanfaatkan aset dan berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi kota.

Wiwiek mengakui tantangan tetap ada, mulai dari keterbatasan SDM, persepsi harga sewa yang dianggap terlalu tinggi, hingga regulasi yang belum cukup fleksibel. Untuk itu, Pemkot mengkaji pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) khusus yang berfokus pada promosi, negosiasi, dan pengelolaan aset.

“Surabaya punya potensi luar biasa. Kalau dikelola dengan manajemen modern, aset tidur bisa berubah jadi mesin uang untuk membiayai pembangunan kota. Kita harus bergerak cepat, tidak lagi berpikir dengan pola lama,” pungkasnya. (yud)