PARLEMENTARIA.ID – Tim Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke gudang Bulog di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Tujuan kunjungan tersebut untuk mengkaji persiapan transformasi Bulog yang memiliki peran lebih penting.
“Artinya, tidak hanya berfungsi sebagai penyangga pangan, tetapi juga sebagai penstabil pangan, termasuk menjamin ketersediaan pangan nasional. Asalkan mereka siap menjalankan tugas berat ini,” kata Riyono, anggota Komisi IV DPR RI, di Gedung Parlemen, di sela-sela Rapat Komisi IV DPR RI dengan Bulog di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).
Menurut dia, Bulog hanya menguasai 6 persen peredaran beras di tingkat nasional dan 94 persen beras tersebut berada di masyarakat. Di sisi lain, pemerintah dinilai kurang memiliki sistem logistik nasional, khususnya beras dan produk strategis lainnya.
“Jadi hari ini kita dorong Bulog untuk mempersiapkan aspek teknis kelembagaannya, kemudian dalam kondisi harga saat ini mereka siap beroperasi di pasar sekaligus mempersiapkan kewenangan yang lebih,” ujarnya.
Anggota DPRD dari daerah pemilihan Jawa Timur VII ini menambahkan, pada prinsipnya Bulog mengakui adanya dualisme. Di satu sisi mereka mendapat misi berdasarkan public service obligat (PSO), namun di sisi lain mereka juga harus mencari untung karena tergolong BUMN.
Padahal, tambahnya, dari segi komersial, luasnya hanya kecil, yakni enam persen. Bahkan, menurut dia, pada masa mantan direktur tersebut, kerugian Bulog bisa mencapai miliaran rupee karena terkait penganggaran sehingga pembelian harus dilakukan dengan bunga tinggi.
Komisi IV Dukung Bulog Tak Lagi Operator dan Regulator
Oleh karena itu, Komisi IV, tegasnya, mendukung penguatan kelembagaan Bulog. Kedepannya, Bulog tidak lagi menjadi operator dan regulator yang dikelola oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Sebenarnya usulan saya adalah ada kementerian tersendiri yang mengurusi pangan, bukan sekadar badan. Bulog itu badan urusan negara, yang fokusnya bukan bisnis, tapi penopang pangan nasional, yang kedua, stabilisasi harga. ketiga, penyerapan harga oleh petani,” tutupnya.